Mohon tunggu...
ARI ENDAHGANDASARI
ARI ENDAHGANDASARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kampus Mengajar 2

MBKM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UPI: Peningkatan Literasi di Daerah Tepencil Melalui Program Kampus Mengajar 2

7 Oktober 2021   20:00 Diperbarui: 7 Oktober 2021   20:06 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peningkatan Literasi di Daerah Terpencil Melalui Program Kampus Mengajar 2 oleh Mahasiswa KKN UPI

Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. 

Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Semua orang berhak memperoleh pendidikan. 

Salah satu fungsi pendidikan yaitu mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. Jika orang yang tidak mempunyai pendidikan atau belum pernah mengenyam bangku pendidikan akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan, hal itu juga yang menyebabkan banyak terjadinya pengangguran di Indonesia.

Daerah terpencil merupakan daerah yang sulit dijangkau karena berbagai sebab seperti keadaan geografis (kepulauan, pegunungan, daratan, hutan dan rawa), transportasi, sosial, dan ekonomi. 

Bila diteliti lagi, masih banyak daerah di Indonesia yang termasuk dalam kategori daerah terpencil karena keadaan geografisnya menyebabkan daerah itu sulit diakses transportasi maupun akses internet. Masyarakat di daerah terpencil hidup jauh dari keramaian kota, sehingga percepatan teknologi dan informasi kadang terhambat. 


Oleh karena itu, butuh lebih banyak usaha untuk membantu pertumbuhan daerah terpencil, terutama dalam bidang pendidikan agar tidak tertinggal dari daerah lainnya. 

Namun, perlu diperhatikan juga bahwa penyebaran tenaga kependidikan dan fasilitas pendidikan di daerah terpencil masih sangatlah kurang merata. Masih cukup jarang tenaga pendidik yang ingin mengabdi di daerah terpencil karena fasilitasnya pun masih sangatlah kurang.

Pemberlakuan pembelajaran daring ini setujuidan sahkan oleh Pemerintah dalam menyikapi pandemi covid-19. Disamping itu, pertama sekali pembelajaran daring ini diberlakukan oleh pemerintah baik dari sekolah, perguruantinggi, TK PAUD, dan komunitas pembelajaran lainnya tentu memiliki perbedaan baik dalam kualitas pembelajaran siswa/mahasiswa maupun kualitas ilmu yang didapat, dan pengalaman pembelajaran yang terus menyesuaikan dengan teknologi.

Keberadaan teknologi juga membuat pengguna terus memanfaatkan dan menggunakannya sebagai bantuan dan alat dalam berkomunikasi dan mengerjakan kegiatan atau projekdalam lingkup kerja di rumah saja. 

Begitu juga dengan dunia pendidikan, seluruh siswa dan juga para guru pengajar juga belajar dalam menguasai dan memanfaatkan teknologi dalam mendukung keberlangsungan proses pembelajaran daring.

Pembelajaran daring mungkin menjadi hal baru bagi para siswa dan juga para guru. Namun, dengan dorong dan dukungan dari pemerintah terus memberikan solusi dalam hal menyediakan portal dan platform education yang digunakan dalam menyampaikan dan memberikan mata pelajaran kepada para siswa/mahasiswa secara daring. 

Namun pembelajaran secara daring ini tidak bisa dilaksanakan secara baik karena banyaknya kendala yang dialami oleh masing-masing daerah, terutama daerah terpencil. kendalanya seperti Signal/jaringan internet yang tidak bagus 

Seperti yang kita tahu bahwa, pemerataan internet di Indonesia belumlah merata, dimana di daerah perkotaan lebih dominan daripada di daerah pedesaan. oleh karena itu, banyak wilayah terpencil atau pedesaan yang kesulitan dalam pembelajaran online. Urgensi literasi dimasa pandemi ini menjadi problem bagi para pengerak dan para siswa dan guru di daerah terpencil.

Pada dasarnya pembelajaran tatap muka menerapkan literasi numerasi kepada siswa disekolah dengan praktek secara langsung dan nyata. Dimana proses literasi numerasi ini berkaitan dengan dunia matematika. 

Berbagai peraga dan alat yang digunakan dalam mempraktekan angka dan simbol matematika kepada siswa. Akan tetapi dimasa pandemi tingkat literasi numerasi berbeda. Hal ini memicu banyak dari kalangan siswa dan mahasiswa cenderung menurun literasi numerasinya.

Melihat berbagai hambatan yang terjadi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat sebuah program MBKM yang di dalamnya terdapat program Kampus Mengajar 2, yang mana ditujukan untuk pemberdayaan mahasiswa membantu dalam peningkatan kualitas pembelajaran di pendidikan sekolah dasar. yang menjadi focus utama yaitu upaya meningkatkan kualitas pendidikan SD dan SMP khususnya di bidang literasi,numerasi dan Adaptasi Teknologi. 

Sejalan dengan itu, Universitas Pendidikan Indonesia juga melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Rekognisi Program MBKM-PUSRESNAS Kemdikbud Ristek yang dilaksanakan pada 26 Agustus -- 26 September 2021.

Mahasiswa menjadi garda terdepan dalam program Kampus Mengajar . Setiap mahasiswa dituntut untuk bisa merespon permasalahan yang dirasakan oleh sekolah sasaran. 

Permasalahan literasi, Numerasi dan Adaptasi teknologi menjadi fokus utama bagi mahasiswa  selama bertugas di SDS ASSALAM yang berada di Kampung Cidadap, Desa mekarwangi Kecamatan Sindangkerta. 

Sekolah ini disebut terpencil karena letaknya ditengah-tengah hutan dan kebun teh, serta akses menuju sekolahpun cukup sulit tidak ada akses sinyal apapun ketika mamasuki pemukiman. 

Mahasiswa yang ditugaskan berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia (4 orang), Universitas yogjakarta (orang), dan Universitas langlangbuana (1 orang). Fakta di lapangan ternyata banyak ditemukan siswa yang kurang mendapatkan kesempatan dalam mengasah kemampuan interpersonal dan kepemimpinan akibat dampak bersekolah jarak jauh.

Selama Program Kampus Mengajar Angkatan 2 masih berlangsung ada beberapa aktivitas yang dilakukan oleh saya dan tim. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk SDS ASSALAM adalah dengan membantu guru dalam menyediakan materi pembelajaran berbasis teknologi, misalnya dengan mengenalkan media pembelajaran yang interaktif dengan menggunakan laptop, sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 

Kemudian, kami juga mengenalkan beberapa platform yang bisa digunakan dalam pembelajaran jarak jauh, seperti penggunaan google drive untuk menghimpun dan mengarsipkan administrasi pendidikan.

 Selain itu, saya dan rekan tim juga membuat suatu program yaitu GELINUM ( Gerakan Literasi dan Numerasi ) dimana program ini diawali dengan melaksanakan observasi siswa yang memiliki hambatan, pretest dengan aplikasi AKSI, membuat kluster siswa sesuai dengan kemampuan yang dimana nantinya akan meningkat sesuai level dan kemampuan siswa. 

Bila dilihat perkembangannya dari bulan Agustus sampai September, para siswa menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Beberapa siswa yang tidak bisa membaca kini sudah mengenal huruf dan bisa menulis. Para siswa pun sangat antusias dalam melaksanakan treatment yang diberikan oleh kami Tim Kampus Mengajar 2.

Ari Endah Gandasari, Program Studi PGSD Penjas Univesitas Pendidikan Indonesia

Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 20 KKN Rekoknisi :

Dr. Ira Purnamasari,M.Pd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun