Mohon tunggu...
Ariel Rakhmadan
Ariel Rakhmadan Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLITEKNIK MUARA TEWEH

S1 HUBUNGAN TERNASIONAL, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA S2 PUBLIC POLICY, UNIVERSITY MALAYA

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pemilihan Umum 2024: Momentum Pemuda Indonesia

14 Mei 2023   08:00 Diperbarui: 14 Mei 2023   08:06 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Setiap 5 tahun sekali konstitusi kita menjamin, serta memerintahkan kita untuk melaksanakan pemilihan umum yang mana pemilihan umum di Indonesia yang kedepannya ini, tepat pada tahun 2024 nanti Moment PILEG, PILKADA, DAN PILPRES. 

Dimulai tahap memilih wakil kita di Legislatif, dan di lanjutkan pemilihan wakil kita di tingkat eksekutif (Kepala Daerah dan Presiden). Serta tepat pada tanggal 14 mei kemaren. KPU melakukan deadline untuk pendaftaran BACALEG dari tingkat pusat – daerah. Di mana tentu apabila mengacu pada jargon pemerintah dengan Good Govarnance. Bakal tentu harus “Transparan” kita bisa melihat bakal – bakal calon wakil rakyat kita melalui dari komposisi dari partai – partai politik yang mereka tawarkan. 

Mari kita pelajari, siapa – siapa mereka. Mari kita evaluasi apa yang sudah di perbuat pagi bara “Incumbent” dan mari kita lihat apa proposal, atau jejak rekam para “new candidate” mereka. 

Tentu sangat penting kita mengetahui itu. Karena di tangan mereka lah nanti check and balance pembangunan, negeri kita ini berjalan. Untuk para eksekutif setelah itu pun perlu juga kita pelajari siapa – siapa bakal calon yang akan menampuk puncak kepemimpinan, namun secara “de facto” calon pemimpin eksekutif  akan terlihat setelah hasil komposisi elektoral treshold terlihat, pasca pemilihan legislatif.

Pertanyaanya seperti judul di atas, kenapa menjadi momentum pemuda  penting pada pesta pemillu 2024 ini. Karena hasil survei pada tahun 2022 pemuda Indonesia menempati 26 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 64 juta penduduk Indonesia. Bila di sama ratakan dengan penduduk suatu negara hampir persis dengan jumlah suatu negara, kita ambil contoh Malaysia.

 Serta menurut kementerian koordinator perekonomian memprediksi, setiap tahun akan meningkat. Hingga tahun 2035, 60 Persen penduduk Indonesia di dominasi para pemuda. Ingat kata Soekarno, 10 saja bisa terguncang dunia apalagi pemudannya melebihi 100 juta, di mana itu masuk dalam kaum pemilih nantinnya.

2024 adalah start baik, Karena untuk mencapai 2035 tadi, itu memakan waktu kurang lebih 10 tahun. Di mana menurut ahli peradaban, seperti Hamilton Mengukapkan mengubah sesuatu peradaban itu butuh waktu paling sedikit 10 tahun. Karena menurut penelitian yang dia lihat, mustahil di bawah 10 tahun peradaban bisa berubah. Tentu, itu sebab pentingnya kita mempersiapkanya di tahun ini.  Untuk menyiapkan segala aspek pembangunan melalui bonus demografi tadi.

Sehingga bonus demografi tadi, Jangan hanya menjadi bonus kuantitas saja, tapi juga harus menjadi bonus kualitas. Oleh karena itu, penting pemuda melek politik. Karena dari politik produk akhirnya adalah “Pembangunan”. 

Mulai dari pembangunan IT, Olahraga, Ekonomi, Hingga Pembangunan Kesehatan komando arahnya yaitu para Politisi yang bertarung dalam konstelasi POLITIK. Suka tidak suka itulah sistem negara yang memakai asas dasar Demokrasi dan Keterwakilan. Seperti kutipan aung saan suu kyi “benar kamu tidak memikirkan politik, tapi politik memikirkan kamu”.

Biarpun nantinnya ada yang memilih tidak terjun secara langsung bergabung di partai politik, setidaknya kita “melek” untuk jeli memilih wakil kita, siapa dia, dan apa yang akan di perbuat ke depannya. Dan angkat topi kita kepada para pemuda yang ikut terjun langsung dalam konstelasi politik nanti. 

Entah berjibaku dalam pemilihan Legislatif, ataupun pemilihan eksekutif. Biarpun pada akhirnya proposional, tidak semua pemuda terpilih. Tapi niatnya, sudah ingin berpolitik. Ingat kata para sesepuh kita dulu, negeri ini banyak orang jujur namun sedikit yang mau berpolitik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun