Mohon tunggu...
ariel natanael
ariel natanael Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai Perkenalkan saya Ariel Natanael hobi saya suka membaca dan membuat artikel/ jurnal mengenai teknik sipil, keuangan, film, dsb. Jika berminat berdiskusi bisa email arielnatanael66@gmail.com terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapapun Presidennya Menterinya Korupsi Tetap Ada

10 Agustus 2023   12:36 Diperbarui: 10 Agustus 2023   12:36 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Korupsi telah menjadi salah satu ancaman serius terhadap pembangunan berkelanjutan dan keadilan di banyak negara, termasuk Indonesia. Meskipun perubahan kepemimpinan dalam pemerintahan terjadi dari waktu ke waktu, tantangan dalam pemberantasan korupsi tetap relevan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi mengapa masalah ini terus ada bahkan dengan pergantian presiden dan bagaimana masyarakat dan pemerintah harus bersatu untuk mengatasi hal ini.

Tantangan dalam Pemberantasan Korupsi:

  1. Kultur Korupsi yang Melekat: Korupsi dapat melekat dalam budaya dan sistem masyarakat. Hal ini dapat terjadi ketika praktik korupsi menjadi "normal" dan diterima sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Mengubah persepsi ini membutuhkan waktu dan upaya kolektif.

  2. Kelemahan Sistem Hukum dan Penegakan Hukum: Meskipun ada undang-undang yang ketat terkait pemberantasan korupsi, seringkali penegakan hukum tidak konsisten atau tumpul. Kelemahan dalam sistem hukum dan tindakan yang tidak efektif terhadap pelaku korupsi bisa membuat praktik ini terus bertahan.

  3. Rentan terhadap Politisasi: Proses pemberantasan korupsi dapat menjadi rentan terhadap politisasi. Penindakan hanya terhadap lawan politik tertentu atau berdasarkan pertimbangan politik bisa melemahkan upaya pemberantasan yang obyektif.

Berkomitmen untuk Perubahan:

  1. Transparansi dan Akuntabilitas: Pemerintah harus berkomitmen untuk transparansi dalam segala aspek pemerintahan, termasuk penggunaan dana publik dan pengambilan keputusan. Membuka akses informasi bagi publik akan mengurangi peluang korupsi.

  2. Menguatkan Lembaga Anti-Korupsi: Memperkuat lembaga anti-korupsi, seperti KPK di Indonesia, adalah langkah penting dalam melawan korupsi. Lembaga semacam ini perlu memiliki otonomi dan dukungan yang cukup untuk melakukan tugasnya dengan efektif.

  3. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Masyarakat juga harus dilibatkan dalam upaya pemberantasan korupsi. Pendidikan tentang dampak buruk korupsi dan peran setiap warga dalam mencegahnya bisa membantu menciptakan budaya yang lebih intoleran terhadap tindakan korupsi.

Kesimpulan:

Pemberantasan korupsi adalah perjuangan yang berkelanjutan, dan tantangannya tidak akan hilang dengan sendirinya hanya dengan pergantian presiden atau pemimpin. Ini adalah tugas bersama pemerintah, lembaga anti-korupsi, masyarakat, dan semua pihak yang berkomitmen untuk keadilan dan pembangunan yang berkelanjutan. Dengan kerja sama dan upaya berkelanjutan, harapan untuk mengurangi korupsi dan menciptakan lingkungan yang lebih adil dan transparan bukanlah impian yang tidak tercapai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun