Mohon tunggu...
Arief Rahman Hanif
Arief Rahman Hanif Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga | Ilmu Komunikasi | Angkatan 2014 | Liverpudlian Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Panasnya Budaya K-Pop di Tanah Air

21 September 2014   21:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:01 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

K-Pop merupakan jenis musik yang popular di Korea Selatan. Banyak artis dan kelompok musik pop Korea sudah menembus ke dunia musik mancanegara. Bahkan di Indonesia sendiri K-Pop sudah tidak asing lagi bagi kaum remaja. Fenomena ini sangatlah memberikan efek besar bagi remaja Indonesia dan musik Tanah Air. Hingga membuat Negara yang memiliki ciri khas musik sendiri yaitu Dangdut, mulai merasakan imbas adanya K-Pop ini. Fenomena K-Pop yang menular dikalangan remaja Indonesia ini dinamakan Halyyu atau Korean Wave. Halyyu adalah sebuah fenomena arus penyebaran budaya korea melalui kebudayaan populer seperti film, serial televisi, musik, fashion, dan lain-lain. Pada awalnya, invasi kebudayaan korea ini hanya menjangkit di Cina. Di awal tahun 2000-an, banyak anak muda Cina yang tergila-gila dengan segala hal yang berbau Korea mulai dari cara berpakaian, musik, hingga kebudayaan tradisional Korea. Kemudian invasi ini menjalar sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Di Indonesia sendiri awal meledaknya kebudayaan korea adalah melalui serial drama seperti Endless Love, Winter Sonata, atau Full House. Kemudian di tahun 2010 anak muda Indonesia mulai medengarkan Wonder Girls yang merupakan cikal-bakal populernya fenomena boyband dan girlband di negeri ini. Bahkan dibeberapa kota dan universitas di Indonesia, kita akan dengan mudah menemukan komunitas pecinta kebudayaan korea. Komunitas-komunitas ini sering melakukan kegiatan bersama seperti nonton bareng drama atau film korea, acara memasak makanan korea, atau mengunjungi kedubes korea dan perusahaan korea. Para anggota komunitas ini biasanya akan menjawab kelebihan fisik, keunikan budaya, kemasan budaya yang menarik, atau keindahan suara sebagai daya tarik utama kebudayaan korea.

Ekspansi kebudayaan memang sudah menjadi hal yang sangat lumrah di era globalisasi ini. Globalisasi dapat diartikan sebagai perdagangan ekonomi bebas di suatu wilayah yang disepakati. Hal ini dibuktikan dengan semakin bebasnya produk-produk dari Negara lain yang masuk ke Negeri kita. Disamping itu kita juga memperoleh kemudahan dalam memasarkan produk-produk Negara kita ke Negara lain. Dalam bidang politik, globalisasi ditandai dengan semakin intensifnya kerjasama ditingkat Regional maupun Internasional. Di bidang komunikasi, globalisasi menyebabkan semakin terbukanya arus informasi dan komunikasi di dunia. Globalisasi juga bekerja di bidang budaya. Produk-produk kebudayaan Negara lain yang masuk ke Negara kita ini sudah menjadi bukti bahwa globalisasi juga bekerja di bidang budaya. Masuknya kebudayaan asing ini secara tidak langsung ikut mempromosikan sebuah Negara dan memberikan keuntunga ekonomi kenapa Negara tersebut. Contoh : Film atau drama Korea dengan setting keindahan alamnya, secara tidak langsung ikut mempromosikan pariwisata di Negara tersebut. Dengan adanya hal semacam ini dapat meningkatkan wisatawan dan tentu meningkatkan pemasukan devisa Negara.

Satu hal penting dalam sebuah ekspansi budaya adalah kemasan. Kita tidak bisa membujuk orang lain untuk menggemari budaya kita, tanpa adanya kemasan yang menarik layaknya Halyyu. Dalam hal ini, Korea sukses dalam mengemas kebudayaannya sehingga menjadi komoditi yang menarik dan memiliki daya jual. Salah satu faktor penunjang popularitas kebudayaan di Korea di dunia adalah karena pemerintah ikut campur tangan dan mendukung hal ini. Pemerintah Korea secara masif membantu penyebaran Halyyu ini dengan menggunakan saluran televise Internasional seperti Arirang. Apa yang bisa kita pelajari dari fenomena Halyyu atau Korean Wave ini adalah kita juga bisa menjual kebudayaan Indonesia jika kita mau memberikan kemasan yang menarik. Kekayaan di Indonesia sangatlah melimpah. Banyak tempat-tempat nan-indah di negeri “seribu pulau”, berbagai budaya yang bisa dirubah menjadi tontonan melalui tevisi ataupun jejaring social sehingga banyak para wisatawan mancanegara bisa menepakkan kaki di Negara kita. Dan tentunya menambah pemasukan devisa Negara Indonesia kita. Namun, maukah pemerintah bekerjasama dengan para pemuda-pemuda kreatif di Negeri ini untuk memberikan kemasan menarik bagi budaya Indonesia ?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun