Mohon tunggu...
arief nur setiabudi
arief nur setiabudi Mohon Tunggu... guru

main

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemikiran Pendidikan Islam Al Zarnuji dan Ibnu Jama'ah

16 Oktober 2025   12:40 Diperbarui: 16 Oktober 2025   12:39 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemikiran pendidikan Islam yang dikemukakan oleh Al-Zarnuji dan Ibnu Jama’ah memiliki kontribusi besar dalam membentuk paradigma pendidikan Islam klasik yang menekankan keseimbangan antara ilmu dan adab. Keduanya sama-sama menolak pandangan bahwa pendidikan hanya sekadar proses intelektual, melainkan menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan harus mencakup dimensi moral, spiritual, dan sosial.

Al-Zarnuji melalui karya monumentalnya Ta’lim al-Muta’allim Thariq at-Ta’allum menekankan bahwa pendidikan harus diawali dengan niat yang ikhlas dan dijalankan dengan penuh adab. Menurutnya, pencari ilmu wajib menghormati guru, menjaga kesopanan, dan memelihara kejujuran dalam belajar. Ia menegaskan bahwa ilmu yang diperoleh tanpa adab tidak akan mendatangkan keberkahan (barakah). Oleh karena itu, Al-Zarnuji menganggap bahwa pembentukan karakter lebih utama daripada sekadar pencapaian intelektual. Pandangan ini menunjukkan bahwa pendidikan Islam harus melahirkan manusia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak saleh.

Sementara itu, Ibnu Jama’ah dalam kitabnya Tazkirah as-Sami’ wa al-Mutakallim fi Adab al-‘Alim wa al-Muta‘allim memberikan perhatian besar pada etika dan tanggung jawab kedua pihak dalam proses pendidikan. Ia menjelaskan kewajiban guru untuk menjadi teladan, bersikap sabar, dan mengajarkan ilmu dengan niat ibadah. Di sisi lain, murid dituntut menghormati guru, bersungguh-sungguh, serta menghindari kesombongan ilmu. Ibnu Jama’ah bahkan memandang lembaga pendidikan sebagai ruang moral di mana hubungan spiritual antara guru dan murid menjadi sarana pembentukan kepribadian Muslim yang ideal.

Dalam konteks pendidikan kontemporer, pemikiran kedua tokoh ini tetap relevan. Ketika dunia pendidikan modern cenderung menitikberatkan aspek kognitif dan kompetisi akademik, konsep adab dan moralitas yang diusung Al-Zarnuji dan Ibnu Jama’ah dapat menjadi landasan untuk mengembalikan ruh pendidikan Islam—yakni mencetak manusia berilmu yang beriman, berakhlak, dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun