Mohon tunggu...
Arief Gununk Kidoel
Arief Gununk Kidoel Mohon Tunggu... lainnya -

"Sejenak Menapak Riuhnya Dunia Maya" ~ penghobi tanaman hias dan koleksi ~ di desa di Gunung Kidul DIY Hadiningrat yang mencoba belajar menulis ~

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hari Ini Kenapa Kacau Sekali

28 Juli 2011   15:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:17 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini rasanya rutinitas rusak dengan berbagai urusan di luar kebiasaan. Padahal biasanya dari waktu ke waktu, dari jam ke jam, semuanya seolah seperti sudah tertata, sudah terjadwal, tinggal menjalankan. Jadi kalau ada kegiatan lain di luar biasanya ya kudu menghitung dulu berapa lama waktu yang kira-kira diperlukan, jangan sampai mengganggu kebiasaan.

Namun hari ini rasanya kacau sekali. Biasanya kalau ada acara yang harus bepergian, minimal harus dihitung dulu perjalanan pulang perginya membutuhkan berapa waktu. Kemudian di tempat tujuan, berapa lama waktu yang diperlukan. Sehingga rasanya nyaman dan rapi menjalani detik demi detik.
Tapi hari ini memang tidak sempat menghitung. Yang penting rampung semua urusan. Urusan yang sungguh menyebalkan.

Kenapa menyebalkan ? Karena terkait dengan kesalahan. Dan kesalahan itu seperti satu langkah blunder pada permainan catur. Selangkah salah, berlangkah-langkah bisa bikin susah.

Akhirnya sedikit demi sedikit ya harus membenahi langkah. Tentu menata langkah lagi yang lebih sistematis. Tertata. Kemudian melakukan manuver posisi menyerang.
Oh . . . Tidak. Belum bisa.
Saat ini penataan ulang hanya bisa untuk bertahan : sekuat tenaga.

Sayangnya segala yang telah terjadi tidak bisa di-rewind, di-restart, atau di-format ulang. Yang ada hanya tombol On dan selalu On. Alias waktu terus berjalan maju. Progresif dan aktif.

Atau di-off-kan saja ?

Tidak usah di-off-kan pun hidup pasti akan off. Tentu jika sudah waktunya. Karena itu jangan ada istilah di-off-kan. Seperti biji-biji catur yang diobrak-abrik karena posisi yang jelas sudah kacau balau. Itu namanya putus asa. Padahal jalan keluar selalu dan pasti ada. Hanya kapan dan berasal dari mana, itu yang tidak bisa diterka.

Demikian juga dengan langkah setelah blunder. Jangan putus asa. Sedikit demi sedikit lakukan format ulang. Penataan untuk bertahan. Siapa tau sebiji pion bisa menjadi mentri yang kemudian mampu bergerak seperti menari kesana kemari.
Secercah harapan harusnya tetap ada. Jangan memakai kaca mata hitam ditempeli kertas karbon hitam : saat dunia sedang kelam. Beri ruang biarpun selobang peniti, tempat untuk cahaya harapan menerobos, menerangi kegelapan.

Siapa tau . .

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun