Reportase Kegiatan Teens Time 11 -- Ahad, 15 Juni 2025
Oleh Nurvictory
Di tengah arus deras gaya hidup liberal yang menjadikan kebebasan tanpa batas sebagai nilai utama, remaja menjadi salah satu pihak yang paling rentan terdampak. Tayangan vulgar di media, normalisasi pergaulan bebas, hingga eksploitasi tubuh perempuan sebagai komoditas ekonomi telah mengikis batasan halal dan haram dalam kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit remaja muslimah yang kebingungan mencari pegangan untuk menjaga kehormatan diri di era digital ini. Karena itulah, tema "Home Sweet Home, Islam Lindungi Kehormatan Remaja" diangkat sebagai bahasan utama dalam agenda Teens Time ke-11, dengan harapan bisa menjadi jawaban atas kegelisahan banyak remaja muslimah hari ini.
Acara ini digelar pada Ahad pagi, 15 Juni 2025, di Masjid Al-Hidayah, Pasir Kunci, Pasir Jati, Ujung Berung. Dihadiri oleh puluhan remaja muslimah, kegiatan ini diselenggarakan oleh komunitas Remaja Anti Gaul Bebas (RAGB) bekerja sama dengan Rubin.id dan DTA Masjid Al-Hidayah. Dua pemateri utama hadir: Hj. Euis Komala, Pembina DTA Masjid, dan Teh Yury Purnama I., S.Pd., seorang pengajar dan konsultan remaja. Lebih dari 40 peserta dan panitia hadir dalam agenda ini.
Rangkaian acara diawali dengan pembukaan, tilawah Al-Qur'an, pengantar awal oleh Bu Hj.Euis Komala serta teens fun games yang mencairkan suasana dan membangun kedekatan antar peserta. Semangat dan keceriaan terlihat dari wajah-wajah remaja yang memilih mengisi hari weekendnya dengan kegiatan yang penuh manfaat ini.
Memasuki sesi utama, Teh Yury menyampaikan pemaparan mendalam mengenai kondisi krisis kehormatan yang menimpa remaja hari ini. Akar dari masalah ini, menurut beliau, adalah sistem kapitalisme sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan, sehingga tak lagi menjadikan halal dan haram sebagai standar perilaku. Remaja akhirnya hidup dalam kebingungan, tanpa pagar syariat yang kokoh.
Lalu bagaimana Islam menjaga remaja dari kerusakan ini? Jawabannya ada pada dua "rumah" perlindungan: rumah keluarga dan rumah besar yaitu negara yang menerapkan Islam (Khilafah). Di level keluarga, Islam memberi tuntunan yang sangat rinci tentang peran setiap anggota: ayah sebagai pemimpin dan pendidik aqidah, ibu sebagai madrasah pertama dan pengasuh penuh kasih, serta anak sebagai penerus generasi yang menjaga nama baik keluarga. Keluarga adalah benteng pertama sebelum remaja berinteraksi dengan dunia luar.
Namun perlindungan tak cukup hanya dari keluarga. Negara yang menerapkan syariat Islam secara total berperan besar menciptakan sistem kehidupan yang menjaga kehormatan perempuan. Sistem pendidikan Islam menanamkan akhlak dan adab sejak dini, media diatur agar bersih dari konten merusak, ekonomi dibangun untuk melindungi perempuan dari eksploitasi, dan sistem hukum ditegakkan secara adil dan memberi efek jera.
Islam juga telah mengatur langkah konkret bagi muslimah untuk menjaga kehormatan: berpakaian syar'i (dengan khimar dan jilbab), tidak bertabarruj (bersolek di depan umum), menjaga pandangan, tidak berikhtilat (campur baur), tidak berkhalwat (berduaan dengan lawan jenis), dan meminta izin kepada wali saat hendak keluar rumah. Semua ini bukan bentuk pengekangan, melainkan bukti kasih sayang Allah kepada hamba-Nya agar selamat dari kerusakan zaman.
Acara ini tidak hanya menyajikan ceramah. Peserta juga terlibat aktif dalam sesi teens circles bersama mentor dari mahasiswa Rubin.id, menyaksikan penampilan santri dalam teens show, hingga menerima tips mengisi liburan secara syar'i dari Teh Aul. Dengan suasana akrab dan menyenangkan, acara ini sukses memadukan unsur hiburan, pembinaan, dan penguatan nilai keislaman.