Mohon tunggu...
Ariefdhianty Vibie
Ariefdhianty Vibie Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga, Penulis, Aktivis Dakwah

Seorang ibu dan muslimah pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Jadi Superhero Muslim, Menguak Rahasia Kekuatan Anak-anak Palestina

17 Mei 2025   12:29 Diperbarui: 17 Mei 2025   12:29 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menguak rahasia kekuatan anak-anak Palestina (sumber foto: Dokumentasi RAGB Bandung)

Melihat ketangguhan anak-anak Palestina dalam menjalani kehidupan melawan penjajah, tentu kita bertanya-tanya, apa rahasia di balik keteguhan mereka selama ini? 

Berangkat dari hal tersebut, tim RAGB (Remaja Anti Gaul Bebas) Kota Bandung, menyelenggarakan kajian remaja rutin pada hari Ahad, 12 Mei 2025. dengan tema "Superhero Muslim: Rahasia Kekuatan Anak=anak Tangguh Palestina". Bertempat di Masjid Miftahul Falah, Sukup Baru, Ujungberung, kajian ini sukses dihadiri oleh sekitar tiga puluh orang remaja lebih dari berbagai SD, SMP, SMA, dan universitas.

Materi dibawakan oleh salah satu konselor RAGB, beliau mengawalinya dengan memperlihatkan fakta dan realitas di Palestina hingga saat ini. Perjuangan anak-anak Palestina tidak dimulai sejak 7 Oktober 2023, melainkan sejak jauh-jauh hari. Walau hanya segenggam batu, mereka berusaha melempari tank milik penjajah Zionis. Melihat keberanian dan ketangguhan anak-anak Palestina, tentu kita bertanya-tanya, apa rahasia yang mereka miliki sehingga masih bertahan sampai sekarang?

Menurut Al-Jazeera, jumlah anak yang tewas pasca 7 Oktober 2023 adalah sebanyak 18.000 jiwa. Mereka juga banyak kehilangan orang tua, rumah tinggal, juga sekolah. Hak hidup mereka telah dirampas oleh penjajah Zion1s laknatullah. Namun, sungguh luar biasa, ketangguhan mereka tidak lantas surut dan meredup. Seperti apa yang dikatakan oleh Muhammad Ramadan Jazar (10 tahun), "Saya tidak takut, karena yang saya suarakan adalah kebenaran. Saya tidak takut karena ini adalah tanah saya. Tidak mungkin saya takut, sementara saya tahu bahwa Allah selalu bersama kami. Kalau Allah sudah bersama kita. Maka tidak ada ada yang bisa membuat kita gentar. Sekalipun saya harus dibun*h oleh musuh, silahkan bun*h saya." 

Sementara di sisi lain, di belahan dunia lain, di negeri kita sendiri, anak-anak masih disibukkan dengan kepentingan duniawi, rutinitas, dan kesenangan masing-masing. Sungguh, terdapat kesenjangan yang begitu jauh antara anak Muslim Palestina dengan anak Muslim di negeri ini. Lalu pernahkah kita bertanya-tanya mengapa anak Muslim Palestina tidak sama dengan anak Muslim di Indonesia?

Pemateri kemudian melanjutkan dengan pengertian akidah. Kata"aqada" () dalam bahasa Arab berarti "mengikat" atau "menguatkan". Sementara pengertian aqidah berarti keyakinan yang kuat dan teguh dalam hati terhadap hal-hal yang harus diyakini tanpa ada keraguan sedikit pun. Akidah Islam inilah yang menjadi kunci dan rahasia kekuatan tangguhnya anak-anak Muslim Palestina. Keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT yang membuat mereka mampu menaklukan segala ketakutan yang ada di depan mata sekalipun nyawa sebagai pengorbanannya.

Berbeda dengan anak Muslim lainnya yang justru terjebak pada pemikiran dan gaya hidup Barat, sekulerisme, pergaulan bebas, budaya "fomo", dan sebagainya. Akidah Islam telah terpisah dari kehidupan mereka, sehingga tidak menghambakan sepenuhnya kepada Allah karena tidak menjadikan Islam sebagai akidah atau way of life. Akibat dari ini semua, maka generasi Muslim yang diharapkan setangguh para sahabat Rasulullah, menjadi generasi rapuh dan rusak.

Lebih lanjut pemateri menjelaskan, bahwa untuk keluar dari kondisi yang rusak maka setiap anak Muslim mesti dibangun kesadarannya dengan menguatkan akidah Islamiyyah. Kesadaran inilah yang akan membentuk kepribadian Muslim sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat, sehingga mampu melahirkan generasi-generasi superhero Muslim seperti pada generasi sebelumnya. 

Kemudian, perlu juga pendidikan berbasis akidah yang sistematis. Artinya, pendidikan ini melingkupi seluruh level masyarakat. Dimulai dari lingkungan keluarga, peran orang tua sebagai madrasatul ula adalah pondasi pendidikan akidah Islam. Tidak cukup hanya orang tua, sekolah dan guru juga tentu sangat berperan dalam menciptakan generasi yang kuat. Begitu juga dengan negara yang menciptakan kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam sehingga dapat diterapkan oleh seluruh sekolah. Dari pendidikan inilah akan lahir generasi Muslim yang bertakwa.

Namun, realita saat ini tidak ada negara yang menerapkan pendidikan berbasis akidah Islam. Maka dari itu, sudah seharusnya generasi muslim saat ini berjuang bersama-sama untuk mengembalikan kehidupan Islam di seluruh aspek kehidupan, tidak hanya sekedar pendidikan saja. Misalnya dengan bergabung dengan circle positif dan teman-teman sefrekuensi untuk sama-sama belajar Islam lebih mendalam. Juga senantiasa membangun keimanan dan kecintaan kepada Allah Swt. 

Sebagai refleksi, pemateri menyampaikan, bahwa kenyataannya, keimanan dan aqidah itu tidak otomatis selalu ada dalam diri kita. Ibarat kata setelah kita menekan tombol 'On' lalu senantiasa hidup dalam kehidupan kita. Iman itu seperti pulsa isi ulang, yang harus diisi, setiap kali habis. Begitu pula dengan kecintaan kita pada Allah, yaitu seperti sinyal handphone yang jika koneksinya terputus maka diri kita tidak ada artinya. 

Acara kemudian berlanjut pada sesi diskusi dan tanya jawab. Ada tiga pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Yang pertama adalah bagaimana cara memilih teman satu frekuensi untuk bisa sama-sama belajar? Pemateri menjawab, bahwasanya untuk memilih teman satu frekuensi adalah dengan banyak berdiskusi dengannya. Semakin banyak topik yang dibahas, biasanya kita bisa menimbang bahwa dia memang satu frekuensi, juga memiliki kecenderungan dan ketertarikan yang sama. Kita bisa munculkan keberanian agar mengajaknya belajar Islam bersama. Lingkungan pertemanan tentunya akan semakin meluas dan bertambah jika kita banyak bertemu dengan orang-orang yang sudah satu frekuensi, misalnya dengan datang ke kajian rutin. Hal itu tentu lebih memudahkan kita untuk mendapatkan teman yang bisa saling menyemangati dalam kebaikan.

Pertanyaan kedua, yaitu apakah jika Palestina merdeka berarti hari Kiamat akan cepat datang? Pemateri menanggapi, bahwasanya kita harus peduli dengan Muslim Palestina karena mereka adalah saudara seiman kita. Allah akan meminta pertanggungjawaban kita, dimana posisi kita saat saudara kita diserang penjajah. Oleh karena itu, kita harus peduli, dengan tetap menyebarkan berita-berita mereka, mengajak orang lain ikut peduli, dan belajar Islam dengan sungguh-sungguh. Karena ketiadaan aturan Islam telah membuat Kaum Muslimin lemah. Tugas kita adalah berjuang untuk penegakkan Islam. Sementara tentang hari Kiamat, sesungguhnya hal itu hanya diketahui oleh Allah saja. Tidak ada satu pun manusia yang tahu kapan datangnya hari kiamat, walaupun terdapat tanda-tandanya. Salah satu tandanya adalah hari kiamat tidak akan terjadi sebelum kemenangan Islam atas dunia ini. Jadi, kita harus meyakini kabar gembira Allah bahwa Islam akan menang sambil terus berjuang untuk Islam.

Pertanyaan ketiga, yaitu bagaimana merespon teman yang awalnya rajin pergi ke masjid, tetapi sekarang ini berubah menjadi jarang? Jawabannya: Pertama, kita harus mencaritahu dulu alasan kenapa teman kita ini jarang ke masjid. Bisa saja dia sibuk. Kita tidak boleh menduga-duga, apalagi khusnudzan, jadi lebih baik tanyakan saja langsung. Kedua, jika memang alasannya karena dia sedang turun iman, lebih baik kita ingatkan dan semangati untuk sama-sama berbuat baik, yaitu misalnya dengan mengajak salat berjamaah atau ikut kajian, tentunya dengan cara yang ahsan atau yang baik bahasanya. Kita juga perlu mengingatkan bahwasanya segala perbuatan yang kita lakukan di dunia ini akan dicatat oleh malaikat, dan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.

Setelah semua pertanyaan terjawab, acara ditutup dengan ramah tamah juga doa. Semoga para remaja ini bisa terus istiqomah dalam kebaikan, sehingga semakin banyak remaja yang sadar dan ikut belajar tentang Islam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun