Melihat ketangguhan anak-anak Palestina dalam menjalani kehidupan melawan penjajah, tentu kita bertanya-tanya, apa rahasia di balik keteguhan mereka selama ini?Â
Berangkat dari hal tersebut, tim RAGB (Remaja Anti Gaul Bebas) Kota Bandung, menyelenggarakan kajian remaja rutin pada hari Ahad, 12 Mei 2025. dengan tema "Superhero Muslim: Rahasia Kekuatan Anak=anak Tangguh Palestina". Bertempat di Masjid Miftahul Falah, Sukup Baru, Ujungberung, kajian ini sukses dihadiri oleh sekitar tiga puluh orang remaja lebih dari berbagai SD, SMP, SMA, dan universitas.
Materi dibawakan oleh salah satu konselor RAGB, beliau mengawalinya dengan memperlihatkan fakta dan realitas di Palestina hingga saat ini. Perjuangan anak-anak Palestina tidak dimulai sejak 7 Oktober 2023, melainkan sejak jauh-jauh hari. Walau hanya segenggam batu, mereka berusaha melempari tank milik penjajah Zionis. Melihat keberanian dan ketangguhan anak-anak Palestina, tentu kita bertanya-tanya, apa rahasia yang mereka miliki sehingga masih bertahan sampai sekarang?
Menurut Al-Jazeera, jumlah anak yang tewas pasca 7 Oktober 2023 adalah sebanyak 18.000 jiwa. Mereka juga banyak kehilangan orang tua, rumah tinggal, juga sekolah. Hak hidup mereka telah dirampas oleh penjajah Zion1s laknatullah. Namun, sungguh luar biasa, ketangguhan mereka tidak lantas surut dan meredup. Seperti apa yang dikatakan oleh Muhammad Ramadan Jazar (10 tahun), "Saya tidak takut, karena yang saya suarakan adalah kebenaran. Saya tidak takut karena ini adalah tanah saya. Tidak mungkin saya takut, sementara saya tahu bahwa Allah selalu bersama kami. Kalau Allah sudah bersama kita. Maka tidak ada ada yang bisa membuat kita gentar. Sekalipun saya harus dibun*h oleh musuh, silahkan bun*h saya."Â
Sementara di sisi lain, di belahan dunia lain, di negeri kita sendiri, anak-anak masih disibukkan dengan kepentingan duniawi, rutinitas, dan kesenangan masing-masing. Sungguh, terdapat kesenjangan yang begitu jauh antara anak Muslim Palestina dengan anak Muslim di negeri ini. Lalu pernahkah kita bertanya-tanya mengapa anak Muslim Palestina tidak sama dengan anak Muslim di Indonesia?
Pemateri kemudian melanjutkan dengan pengertian akidah. Kata"aqada" () dalam bahasa Arab berarti "mengikat" atau "menguatkan". Sementara pengertian aqidah berarti keyakinan yang kuat dan teguh dalam hati terhadap hal-hal yang harus diyakini tanpa ada keraguan sedikit pun. Akidah Islam inilah yang menjadi kunci dan rahasia kekuatan tangguhnya anak-anak Muslim Palestina. Keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT yang membuat mereka mampu menaklukan segala ketakutan yang ada di depan mata sekalipun nyawa sebagai pengorbanannya.
Berbeda dengan anak Muslim lainnya yang justru terjebak pada pemikiran dan gaya hidup Barat, sekulerisme, pergaulan bebas, budaya "fomo", dan sebagainya. Akidah Islam telah terpisah dari kehidupan mereka, sehingga tidak menghambakan sepenuhnya kepada Allah karena tidak menjadikan Islam sebagai akidah atau way of life. Akibat dari ini semua, maka generasi Muslim yang diharapkan setangguh para sahabat Rasulullah, menjadi generasi rapuh dan rusak.
Lebih lanjut pemateri menjelaskan, bahwa untuk keluar dari kondisi yang rusak maka setiap anak Muslim mesti dibangun kesadarannya dengan menguatkan akidah Islamiyyah. Kesadaran inilah yang akan membentuk kepribadian Muslim sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat, sehingga mampu melahirkan generasi-generasi superhero Muslim seperti pada generasi sebelumnya.Â
Kemudian, perlu juga pendidikan berbasis akidah yang sistematis. Artinya, pendidikan ini melingkupi seluruh level masyarakat. Dimulai dari lingkungan keluarga, peran orang tua sebagai madrasatul ula adalah pondasi pendidikan akidah Islam. Tidak cukup hanya orang tua, sekolah dan guru juga tentu sangat berperan dalam menciptakan generasi yang kuat. Begitu juga dengan negara yang menciptakan kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam sehingga dapat diterapkan oleh seluruh sekolah. Dari pendidikan inilah akan lahir generasi Muslim yang bertakwa.
Namun, realita saat ini tidak ada negara yang menerapkan pendidikan berbasis akidah Islam. Maka dari itu, sudah seharusnya generasi muslim saat ini berjuang bersama-sama untuk mengembalikan kehidupan Islam di seluruh aspek kehidupan, tidak hanya sekedar pendidikan saja. Misalnya dengan bergabung dengan circle positif dan teman-teman sefrekuensi untuk sama-sama belajar Islam lebih mendalam. Juga senantiasa membangun keimanan dan kecintaan kepada Allah Swt.Â