Merujuk riset Greenpeace, setiap hari Jakarta menghasilkan sekitar 7000 ton sampah. Kira-kira 4% total sampah nasional. Nomor 1 kota penghasil sampah di Indonesia.  Nomor 7 di dunia, mengalahkan Kairo, Paris, Seol dan Moskow. Semua jenis sampah dari butiran nasi sampai kasur kapuk, apalagi plastik  semuanya dikirim ke bekasi. Dan sebagai kompensasinya Bekasi menerima dana hibah.Â
Di zaman ahok hubungan bekasi dan Jakarta dalam hal sampah terjalin sangat baik. Dana hibah lancar dan digunakan dengan sebenar-benarnya. Sehingga kita bisa melihat perubahan yang terjadi di kota Bekasi. Â Namun di zaman Anies semua berubah..
Setelah gonjang ganjing razia truk-truk sampah Pemrov DKI Jakarta oleh Pemda Bekasi, akhirnya terbongkar sebabnya Jakarta tidak memberikan dana hibah kepada Bekasi. Ternyata Pemprov DKI Jakarta tidak mempunyai rencana untuk memberikan dana hibah ke bekasi untuk tahun 2018. Yang artinya jelas. Putus hubungan antara bekasi dan Jakarta soal sampah karena dana hibah untuk tahun2018 sudah dihapus dari Anggaran Provinsi DKI Jakarta.
"Dana kemitraan tahun ini memang tidak ada," kata Asep Kuswanto, kepala unit penegelola sampah terpadu Dinas Lingkungan Hidup Dki Jakarta. Pembayaran yang Anies sebutkan kemarin adalah kewajiban pemprov DKI Jakarta untuk tahun 2017.
Sehingga saat Anies mengatakan bahwa pemprov DKI Jakarta sudah membayar dana hibah tahun 2018  sebesar Rp 194 milyar dan Rp 141 Milyar untuk tahun 2019.  Itu semua  ternyata bohong besar.
Nah loh..
Saya tidak tahu anies yang berbohong atau anak buahnya yang menipu dia. Apapun itu rasanya mereka tidak mempunyai harga diri. Berani sekali berbohong dimuka umum. Masuk dalam berita nasional. Â Jika Anies yang dibohongi anak buahnya berarti antara Anies dan Prabowo itu punya kesamaan, sama-sama gampang dibohongin anak buahnya. Â Menyedihkan. Mungkin karena asal dari pabrik yang sama, maka hasilnya pun seperti itu. Produk asli dari PKS dan Gerindra.
Dan sekarang adalah nasib warga Bekasi yang harus menelan sampah dan menikmati baunya sampah warga Jakarta .  Pasti  sakit rasanya. Dibohongi dan diperlakukan sebagai tempat sampah oleh Anies. Sekarang bagaimana reaksi warga bekasi setelah wilayahnya dijadikan jamban dan harus menikmati bau sampah Jakarta tanpa kompensasi sama sekali.  Sudah pasti mereka tidak akan tinggal diam.
 " Saya kira kalau nggak ada keputusan akan berlanjut. Itukan ada kontrak perjanjian bersama yang harus dipahami . kalau tidak dipenuhi, jangankan lagi dihentikan, ditutup juga bisa" kata Rahmat Effendi , walikota Bekasi Jawa barat.
Rahmat effendi wajib menagih dana hibah itu, karena beliau pemimpin kota bekasi. Yang tidak akan mungkin membiarkan warganya hanya mencium dan menerima sampah tanpa kompensasi . Tidak mungkin beliau membiarkan wilayahnya jadi tempat sampah raksasa tanpa biaya sewa istilahnya. Parkir motor saja bayar duaribu rupah. Ini parkir kotoran yang sudah pasti bau busuk masak gratis. Dimana harga dirinya jika beliau diam saja diperlakukan seperti itu. Nasib Bekasi ternyata mengenaskan karena anies sepertinya tidak mau peduli.
Apa artinya kebersihan daripada iman jika perbuatannya seperti ini. Rumahmu bersih dengan membuang sampahmu ke rumah tetanggamu.  Kita tahu Gubernur DKI Jakarta sekarang bukanlah orang yang senang bernegosiasi. Walaupun mungkin kata-katanya manis namun ternyata hatinya seperti itu. Bagi warga Jakarta , siap-siap dengan tumpukan sampah yang mungkin tidak bisa diangkut  karena pemerintah akan bingung mau dibuang kemana. Ada sedikit saran dari saya. Pulau reklamasi tuh masih kosong.. silakan isi dengan sampah saja. Biar nanti ketika pesawat dari luar negeri masuk akan terlihat jelas gunungan sampah hasil kota Jakarta. Sebuah monumen penyambutan pengganti patung selamat datang.
