Di dalam situasi pembelajaran biasanya anak anak ada yang gemar banget membaca, dan ada yang tidak gemar membaca. Disini ada metode eksperimental yang disuguhkan oleh salah satu dosen di Universitas di daerah kudus. Beliau meneliti tentang masih adanya anak yang tidak bisa membaca, dikarenakan ya itu tadi belum tumbuh nya kematangan secara kognitif pada diri anak.
Dengan adanya masalah yang seperti ini maka gambaran untuk anak yang disleksia (tidak bisa membaca) itu sangat di perlukan, terkadang juga anak gemar membaca supaya dia mudah memahami sesuatu bacaan dia membutuhkan stimulasi visual atau biasanya seorang guru memberi gambaran kepada anak anak didiknya.
Dengan adanya riset yang seperti ini, akan menjadi sebuah keuntungan bagi anak yang mempunyai keterbatasan yaitu mempunyai kelainan disleksia (tidak bisa membaca). Bukan hanya dalam membaca buku atau apa, tapi stimulasi visual ini terpenting digunakan pada waktu belajar, khususnya di berikan kepada anak yang mempunyai kelainan tadi.
Disleksia sendiri merupakan gangguan kognitif yang berupa ketidakmampuan membaca pada anak, anak kesulitan untuk mengenal huruf-huruf yang hampir sama, di mata anak tulisan merupakan coretan yang sulit untuk dibaca. Anak dengan gangguan ini dimungkinkan mempunyai IQ yang baik, dan  kemampuan lain juga baik namun dalam hal membaca akan mengalami kesulitan.
Dengan seperti itu bisa jadi stimulasi visual ini menjadi atau bisa membantu keberlangsungan proses belajar pada anak disleksia. Mereka juga menginginkan belajar secara baik, dan benar. (normal) maka dengan adanya riset tentang disleksia yang di bantu dengan variabel bergantung ini bisa mempermudah seseorang yang mempunyai perkembangan yang tidak sempurna.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.