Liverpool baru saja mencatatkan 18 kemenangan beruntun di Liga Premier Inggris setelah mengalahkan West Ham dengan skor 3-2 di Anfield (25/2). Kemenangan ini terasa cukup spesial karena Liverpool mampu membalikkan keadaan usai tertinggal 1-2 sampai menit ke-67.
The Reds sebetulnya mampu unggul cepat lewat gol Gini Wijnaldum pada menit ke-9. Sayangnya tiga menit kemudian gawang Alisson jebol berkat tandukan Issa Diop yang memanfaatkan sepak pojok dari Robert Snodgrass.
Lepas keadaan menjadi imbang, praktis tidak ada lagi serangan yang cukup membahayakan dari kedua tim. Peluang terbaik hanya didapatkan oleh Virgil Van Dijk ketika tandukannya membentur mistar 5 menit jelang turun minum.
Pada menit ke-47, David Moyes memasukkan Pablo Fornals menggantikan Tomas Soucek. Pemain pinjaman dari Slavia Prague inilah yang sempat membungkam publik Anfield pada menit ke-54.
Tetapi nampaknya mental juara Liverpool memang sudah terbentuk. Apalagi para pemain sadar kalau setiap gerak-geriknya dipelototi oleh Jurgen Klopp. Layaknya seorang bapak yang siap mengamuk di pinggir lapangan.
Kondisi inilah yang hampir tak pernah dirasakan oleh fans Liverpool pada musim-musim sebelumnya. Kalau dulu, sudah unggul 2-0 pun rasanya masih deg-degan. Tapi sekarang, tertinggal 0-2 pun rasanya biasa. Fans tahu kalau skuad Liverpool musim ini selalu mampu memberikan harapan.
Uniknya, live score Google pun mengamini hal ini. Pasca gol kedua West Ham, peluang kemenangan Liverpool turun menjadi 34%. Peluang skor imbang meningkat menjadi 36% dan peluang kemenangan West Ham hanya sebesar 30%. Statistik pun tahu kalau Liverpool hanya butuh waktu untuk dapat membalikkan keadaan.
Maka turunlah Dewi Fortuna pada menit ke-68. Entah bagaimana ceritanya, Lukas Fabianski gagal menangkap sepakan Mohamed Salah yang tidak terlalu kencang. Persis seperti yang terjadi pada Dean Henderson di kandang Sheffield United pada paruh pertama kemarin.
Sang Dewi kembali menurunkan magisnya ketika tendangan Joe Gomez membentur seorang pemain pada menit ke-81. Entah bagaimana ceritanya, bola yang melambung itu jatuh di kaki Trent Alexander-Arnold yang kemudian diteruskan ke Sadio Mane untuk menjadi gol pembalik keadaan.
Mane memang sempat berharap kalau dirinya dapat mencetak brace lima menit setelah gol pertamanya ke gawang Fabianski. Sayangnya VAR memberi vonis offside dan Liverpool harus puas mengakhiri laga dengan skor 3-2.
Kini, The Reds hanya membutuhkan 4 kemenangan lagi untuk bisa memastikan gelar juara Liga Inggris secara matematis. Tentu saja Liverpool masih bisa terpeleset, apalagi jika harus bermain tandang melawan tim yang konsisten menyerang atau konsisten bertahan selama pertandingan.