Mohon tunggu...
MUHAMMAD ARIEF ALBANI
MUHAMMAD ARIEF ALBANI Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Koperasi Nusantara Banyumas Satria (NUMas)

Pegiat Koperasi Nusantara Banyumas Satria (NUMas).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Namaku Kopi

23 Juli 2021   01:05 Diperbarui: 23 Juli 2021   06:59 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Pribadi


NAMAKU KOPI

(jalan panjang nama kaffa melintasi benua)

Sebatang pohon Kopi, dapat mencapai tinggi hingga 10 meter dan tumbuh kuat hingga 100 tahun. Akarnya adalah akar serabut yang akan "menyerabut" sangat banyak, meski sebagian kecilnya tidak dapat bertahan hidup karena tidak menemukan jalannya karena terhambat sesuatu yang keras di kedalaman tanah tempatnya berada. Perjalanan serabut akar pohon Kopi menembus kedalaman tanah ke berbagai arah, seperti bertingkat-tingkat dan mencengkeram tanah. Ukurannya tak akan sama, baik ukuran panjangnya jangkauan akar maupun besar pertumbuhan akarnya. Itulah kiranya gambaran sebuah perjalanan kehidupan dari semua makhluk hidup di alam ini, khususnya sebuah pohon yang di Indonesia disebut Pohon Kopi.

Kisah ini, bukan tentang cerita akar dan pohon Kopi. Kisah di atas hanyalah gambaran tentang sebuah perjalanan panjang "adaptasi" nama Kopi di seluruh dunia. Sepanjang dan seluas jangkauan serta bentuk pertumbuhan akar pohon Kopi itulah, cerita nama Kopi di beberapa belahan dunia ini.

Berawal dari sebuah Provinsi  bernama Kaffa di sebuah Kerajaan bernama Abyssinia yang kemudian hari berganti nama menjadi Ethiopia. Nama Abyssinia beberapa kali dikisahkan dalam sejarah Islam, setidaknya dalam cerita perjalanan hijrah beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW pada era awal Islam.

Di Provinsi Kaffa inilah kisah seorang gembala bernama Khalid/Kalid/Kaldi menemukan "eksperimen" dari hasil pengamatannya pada kambing-kambing gembalaannya yang menjadi sangat atraktif setelah mengunyah buah cherry liar yang banyak tumbuh di daerah tersebut. Kisah penemuan Khalid/Kaldi tersebut sudah masyhur dikisahkan dalam berbagai artikel dan jurnal yang membahas sejarah Kopi di dunia.

Peristiwa tersebut terjadi di Kaffa sekitar tahun 500 Masehi dan dijadikan awal waktu dimulainya sejarah Kopi.

Setelah itu, buah cherry liar yang kemudian menjadi tambahan bahan makanan penduduk sekitar serta menjadi campuran ramuan obat ini oleh penduduk dari luar Provinsi itu dinamakan sesuai nama asalnya, yakni Kaffa.

Sebelumnya, perlu juga diketahui bahwa cherry Kopi awalnya belum menemukan cara pengaplikasian seperti yang sekarang dikenal masyarakat umum yakni diseduh dengan air. Dahulu, cherry kopi langsung ditumbuk utuh dalam kondisi masih segar dan dicampurkan dalam adonan gandum atau lumatan daging yang dibentuk seperti bola-bola kecil lalu langsung dimakan. Tambahan cherry kopi pada makanan tersebut, dimaksudkan sebagai bahan tambahan penambah tenaga karena cherry kopi diketahui dapat meningkatkan stamina.

Masih dalam kurun tahun 500-an, cherry kopi yang dinamai Kaffa tersebut telah terdengan hingga Yaman. Tepatnya tahun 575 saat serombongan Pasukan Persia (saat ini bernama Iran) melakukan penaklukan terhadap Abyssinia dan melanjutkan perjalanannya ke Yaman, mereka turut membawa kebiasaan Kaffa bersama mereka.

Mereka memasuki Yaman melalui pelabuhan di wilayah Mocha di pesisir Yaman. Nama wilayah pesisir Yaman inilah yang kemudian dikenal masyarakat selanjutnya untuk menyebut cherry kopi. Nama Kaffa  tetap dikenal oleh masyarakat sekitar Ethiopia, dan nama Mocha menjadi nama baru penyebutan Kopi di wilayah-wilayah yang disinggahi Pasukan Persia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun