Mohon tunggu...
Arief Muhakim
Arief Muhakim Mohon Tunggu... Guru - Belajar terus, terus belajar.

Kerja cerdas, kerja keras, kerja tuntas, dan kerja ikhlas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Strategi Guru Salman Al Farisi Melampaui Keterbatasan

16 November 2020   09:05 Diperbarui: 16 November 2020   09:16 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belajar dari rumah telah menjadi bagian dari new normal anak-anak di sekolah SMP Salman Al Farisi dalam menjalani kehidupan di tengah pandemi virus corona. Kenyataan seperti ini banyak memunculkan alur cerita dan babak baru menjalani dinamika kehidupan anak-anak salah satunya dalam proses pembelajaran. Pengalaman cerita dari mereka sangat beragam, bercampur aduk antara rasa bahagia, suka dan duka.

Sepenggal cerita dari salah seorang siswi kelas VIII SMP Salman Al Farisi melalui chat WA (WhatsApp) dengan gurunya.

"Saya lebih suka belajar di sekolah seperti biasa karena di rumah bosan tidak ada teman. Kangen sekolah dengan segala keceriaan bersama teman-teman, termasuk para guru. Keluhan saya bukan karena banyaknya tugas yang menumpuk, melainkan pada suasana yang cuma belajar di rumah saja. " ujar Nayara salah satu siswi kelas VIII lewat chat WA (WhatsApp) kepada saya.

"Tapi kebijakan itu demi kebaikan bersama. Bagaimanapun, belajar di rumah menjadi salah satu opsi yang realistis di tengah pandemi virus corona saat ini. Di sisi lain, para guru terus berpikir. Mereka merasa punya tanggung jawab yang besar, meski anak didik belajar dari rumah. Terlebih, bagaimana mempersiapkan anak-anak SMP untuk belajar dengan segala keterbatasan lewat virtual. Kebayang juga kan, bagaimana beban para guru saat ini? Kita semua berjuang bahu membahu dalam menghadapi pandemi virus corona ini" balasan chat WA (WhatsApp) dari gurunya.

Kondisi yang dialami oleh salah seorang siswa tersebut, bukan hanya dirasakan satu atau dua orang siswa saja. Melainkan oleh semua anak-anak hebat SMP Salman Al Farisi. 

Setiap hari pasti ada saja yang cerita atau sekedar melampiaskan unek-uneknya di tengah pembelajaran jarak jauh yang berlangsung sampai sekarang baik melalui japri WA (WhatsApp), DM (Direct Message) instagram ataupun menelepon secara langsung. 

Bahkan bukan anaknya saja yang merasakan hal yang sama, ada beberapa dari orang tua yang setiap hari komunikasi, konsultasi, dan koordinasi untuk mencari solusi bagaimana anak-anak belajar dengan bahagia dan menyenangkan di rumah.

Kenyataan pembelajaran yang dialami oleh anak-anak didik di sekolah menjadi perhatian utama bagi saya sendiri. Terus berpikir dan berpikir, langkah apa yang akan diambil dalam proses pembelajaran jarak jauh ini. Eksekusi langkah-langkah tersebut harus dipolakan secara kreatif dan inovatif. 

Seperti hal nya merancang materi-materi esensial yang perlu dilakukan oleh anak-anak di rumah, cara memberikan pendidikan kepada anak-anak tentang praktik dan kecakapan hidup, berpikir menyesuaikan minat dan kondisi masing-masing anak, dan memikirkan juga tugas-tugas yang diberikan tidak harus dinilai seperti biasanya.

Perasaan dan pikiran ini harus berdampingan. Selaras sejalan terus berupaya menebar kebaikan selagi mampu. Kondisi saat ini bukan tantangan yang berarti, melainkan ujian dari Tuhan yang harus siap dihadapi.

Kolaborasi adalah kunci. Bukan ego sendiri memikirkan solusi untuk pembelajaran yang lebih berarti. Bahu-membahu dengan semua elemen di sekolah dilakukan terus menerus oleh guru, manajemen dan yayasan untuk memberikan pelayanan kepada semua siswa memperoleh pembelajaran yang bahagia dan menyenangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun