Mohon tunggu...
Arie Lexuz
Arie Lexuz Mohon Tunggu... -

Lexuz datang masalah hengkang, hehehehehehe... Brangkat...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Perjalanan

14 Maret 2016   05:25 Diperbarui: 14 Maret 2016   07:34 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kali ini aku ingin bercerita tentang perjalanan. Karena aku rasa setiap manusia memiliki cerita dalam perjalannannya. Aku memiliki kebiasaan, dalam Setiap perjalanan selalu aku dokumentasikan, dan dalam Setiap potret momennya aku beri judul perjalanan. Kata-kata itu aku ambil dari kebiasaan kawan kuliahku dulu, ia selau memberi judul perjalanan dalam setiap potret momen pada masa kuliah. Dari hasil menjiplak akhirnnya judul perjalanan selalu aku cantumkan, dalam setiap potret sebuah momen dalam perjalanan. Hehehe..

Sempat teringat beberapa kata-kata dari orang–orang tua dahulu bahwa Hidup adalah perjalanan. kata-kata itu menginspirasiku hingga setiap perjalanan tidak lepas dari foto, tulisan, cerita, pelajaran hidup atau hanya menjadi ingatan dalam sejarah hidup saja. aku sempat menyimpulkan bahwa dalam perjalanan pastilah kita memiliki suatu tujuan. Dapat dikatakan bahwa perjalanan mengandung arti yang luas sesuai dengan persepsi penikmat perjalanan itu sendiri.

Kita bebas dalam mengartika sebuah perjalanan, karena setiap hari kita menempuh perjalanan secara masing-masing. ada yang menempuh Perjalanan keluar kota, perjalanan wisata, perjalanan ke sekolah, tempat kerja, menantang dunia, menjalani kisah cinta, dll. Pada umumnya perjalanan memiliki dua persepsi alasan tentang tujuan. melanjutkan perjalanan atau mengakhiri sebuah perjalanan. Dan akhirnnya, mengganti suatu tujuan atau menunda tujuan untuk sementara waktu. 

Dalam setiap perjalanan, biasanya kita mulai dari kata berangkat. Karena dengan alasan bahwa hidup adalah perjalanan, hehehe.. dan ada juga yang berpendapat bahwa kita memulai hidup dalam sebuah perjalanan. Contoh sederhana dalam kehidupan seseorang memulai perjalanan, dengan Berangkat ke luar kota, berangkat ke luar pulau, berangkat ke sekolah, berangkat ke tempat wisata, berangkat ngapelin pacar, dll. Ya.. begitulah perjalanan dalam kehidupan.. dari beberapa kali berdiskusi dan bercerita dengan kawan-kawanku selalu saja diawali dengan kata berangkat. 

Namun sampai pada suatu ketika, dari sekian ribu perjalanan. aku tidak menemukan kata berangkat pulang. Perjalanan menurut kawanku adalah berangkat pergi, bukan berangkat Pulang. Karena pulang adalah akhir dari sebuah perjalanan. 

Pada akhirnnya aku mencoba untuk berangkat pulang. Karena menurutku pulang juga sebuah perjalanan yang harus dimulai dengan berangkat, bukan sekedar perjalanan pulang. walaupun aku sedikit memaksa dalam tulisan ini, aku rasa sah-sah saja karena perjalanan memiliki persepsi yang bebas, hehehe..

Perjalanan yang aku tempuh saat ini adalah perjalanan pulang, beberapa lama ini aku tidak pulang. Rindu rasannya untuk merasakan pulang. Namun pada nyatanya begitu susahnnya menemukan perjalanan pulang dibandingkan dengan perjalanan pergi. Padahal pulang bukan sesuatu yang rumit dibanding dengan perjalanan pergi berwisata, perjalanan pergi ketempat saudara, perjalanan pergi mencari tempat nongkrong dengan kawan, dll. 

Aku sudah tiba dalam perjalanan pulang. Dan sudah sampailah tubuh ini pada rumah dan tanah kelahiranku. Namun masih saja aku belum menemukan pulang. Dan sudah juga aku bertemu dengan orang-orang dekat di tanah kelahiranku dan akupun juga belum menemukan pulang. Kali ini Aku merasa lebih susah untuk melakukan perjalanan pulang. Baru kali ini aku bingung dalam mengartikakan perjalan pulang.

Sampai akhirnnya aku mencari arti kata pulang, berpikir dengan berlahan bahwa pulang bukan sekedar memasuki sebuah rumah dimana orang – orang dekatku berada, dan bukan sekedar menaruh tubuh ini pada sebuah kamar yang biasa membantuku melepas lelah. Dan bukan hanya sekedar tempat untuk makan ketika perut lapar. Bahwa perjalanan pulang bukan hanya sekedar. 

Entah apa yang aku pikirkan saat itu, aku merasa belum pulang. Perjalanan pulangku belum usai walau aku sudah ada di tempat dimana pertama kali aku memutuskan untuk berangkat. Mungkin aku tersesat kali ini, hehehe.. aku tidak menemukan jalan pulang. atau aku sedang tidak tahu arti dari kata pulang. Sampai aku terdiam sendiri dalam sebuah kamar, memikirkan sesuatu tentang perjalanan pulang. Pertanyaan menghujani kepalaku sampai aku tak mengerti pertanyaan mana yang harus aku jawab terlebih dahulu. Apa itu Pulang? Kenapa harus pulang?, siapa yang mengharapkanmu pulang?, kapan kamu pulang?, bagaimana caramu pulang? Dimana kamu harus pulang?. Untuk apa kamu pulang?. 

Sejenak berpikir kembali soal alasan-alasan untuk memulai perjalanan pulang, aku merasa hal itu malah menjadi ribet. Namun tak bisa dielakkan lagi. Seseorang harus memiiki alasan kenapa ia harus pulang. Pikiranku bertambah banyak, mulai berpikir Tak perlu mengharapkan seseorang untuk pulang jika tak ada alasan, kenapa ia harus pulang. Tak perlu bingung mencari tempat dimana harus pulang jika tidak memiliki tempat untuk pulang. Tak perlu mencari alasan, kapan pulang jika tak mau pulang. Tak perlu memaksakan diri untuk pulang, jika tak mengerti untuk apa ia pulang. Dan sampai akhirnnya tiba saatnnya berlahan aku menemukan arti dari pulang. Dan akupun merasakan pulang dari sebuah perjalanan barangkat pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun