Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tengah Malam di Hutan Baluran

30 Agustus 2019   13:16 Diperbarui: 17 September 2019   10:43 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari Portal Indonesia

Kisah horor ini mungkin bukan horor, hanya sebuah keganjilan situasi. Bisa jadi saat itu kebetulan saja, aku berada pada titik tengah antara dua alam, yaitu alam nyata dan alam gaib.  Kutuliskan ini berdasarkan kisah nyata, Ceritanya begini, :

Saat itu bis yang ku tumpangi dari Bali, tengah melaju kencang. Aku duduk di kursi sebelah kiri pada barisan tengah, sehingga leluasa melihat dari kaca jendela, pemandangan yang ada di sebelah kiri badan bis. Menjelang sekitar pukul satu malam, aku lupa hari dan tanggal nya, bis kami memasuki permulaan hutan Baluran, sisi timur, yang dijadikan kawasan hutan lindung Taman Nasional itu.  ( klik disini )

Penumpang di sebelah kursi tempat aku duduk, sudah terlelap pulas dengan selimut tebal sebagai penahan dingin nya AC malam itu. 

Ketika bis kira - kira lima menit perjalanan mulai memasuki hutan Baluran, tak sengaja mata ku menangkap sosok orang tua yang tengah berjalan pelan di sebelah bis yang ku tumpangi. langkahnya tenang, perawakan nya sedang, tingginya juga biasa, mungkin kurang lebih sama dengan perawakan tubuhku, sekitar seratus enam puluh Centimeter. 

Dia melangkah pasti, dengan sedikit menunduk, menuju ke arah barat, mengikuti  jalan yang ada di hutan Baluran. Ditangan nya tidak kulihat senter, atau alat penerangan lain nya, mungkin dia menggunakan cahaya lampu kendaraan yang lalu lalang fikir ku. Aku tak begitu memperhatikan lagi, siapa orang tua itu, dan mau kemana tengah malam buta, sendirian, ditengah hutan. ( lihat disini )

Sambil ngantuk-ngantuk ayam, bis melaju kencang menerobos lika - liku dan kelokan jalan di hutan Baluran, fikiran ku menerawang kerumah,  ingat anak dan istriku, yang kutinggalkan sebulan yang lalu, karena usaha  ku ada di Bali. 

Tiba - tiba mataku kembali tertumbuk kepada orang tua yang tadi kulihat, dia berjalan disebelah bis, padahal bis melaju dengan kecepatan tidak kurang dari 80 km per jam, perkiraan ku, dan tadi aku melihatnya sekitar 20 menit yang lalu?.    ( lihat ini )

 Aku sempat menoleh ke belakang, sampai orang tua itu hilang dari pandangan dalam kegelapan malam. Benak ku mulai berkecamuk, siapakah orang tua itu, ? Manusia kah? Jika manusia, bagaimana caranya ia berjalan kaki dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan bis yang ku tumpangi? 

Dedemit kah? Jin? bulu kuduk ku mulai merinding. Aku menarik selimut ku sampai ke leher, hawa dingin AC  yang tadi tak begitu kurasakan, sekarang begitu menusuk  tulang. Badan ku terasa begitu dingin, hampir menggigil. Kutoleh kan kepala ke kanan, dan mencoba menjenguk ke depan, semua penumpang tertidur pulas, hanya tinggal aku dan sopir saja rupanya yang masih terjaga. ( baca disini )

Aku mencoba mengalihkan pandangan agar tidak melihat  keluar bis, tapi rasa penasaran dan keheranan, menarik tengkuk dan kepala ku agar menoleh ke samping kiri, keluar bis, tepat di sebelah kaca jendela bis di samping ku, orang tua itu masih berjalan beriringan dengan laju bis ! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun