Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenalkan Pernak-pernik Etnik dalam Balutan Bisnis Rumahan

5 Agustus 2021   22:43 Diperbarui: 5 Agustus 2021   22:57 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangga sebagai bangsa Indonesia yang memiliki aneka budaya yang beragam. Bangga mengenakan produk lokal sebagai wujud pengamalan Pancasila terutama sila ketiga. Bisakah diterapkan dalam usaha rumahan? Mengenalkan produk dalam negeri kepada masyarakat sekitar dan memotivasi mereka untuk memilih produk lokal.

Saya pernah menjalaninya selama beberapa tahun di rumah sembari menemani Ibunda tercinta. Sebuah bisnis rumahan yang sederhana menjual aneka produk lokal bernuansa budaya Yogyakarta dan Bali. 

Dokpri
Dokpri

Sebelumnya saya memang sempat bekerja di bidang konsultan bisnis selama di Jakarta. Saya mendapat banyak pengetahuan baru tentang dunia bisnis.

Namun saya tidak bisa meneruskan pilihan saya tetap bekerja di Jakarta karena alasan pribadi. Saya pulang kampung untuk menemani Ibu selama beberapa tahun. Saya membuka usaha bisnis rumahan dengan berjualan aneka pernak-pernik aksesoris wanita.

Dokpri
Dokpri
Saya mempunyai sahabat dekat yang tinggal di Bali dan menawarkan kerja sama. Sahabat saya mengirimkan berbagai aksesoris dari Bali dan saya menjualnya di rumah, kampung halaman saya. Ternyata pernak-pernik aksesoris wanita sangat digemari pada masa itu.

Ada aneka hiasan rambut dengan hiasan bunga kamboja artifisial yang menarik mulai dari jepit, tusuk konde, dan juga sirkam. Bukan hanya itu, ada juga kalung dari kayu yang berliontinkan bunga kamboja artifisial khas Bali.

Dokpri
Dokpri
Semua dikemas apik dalam plastik kecil yang transparan dan polos. Ini untuk menjaga agar aksesoris tersebut terhindar dari debu. Debu bisa merusak aksesoris ini karena itu harus dijaga dan rawat agar tetap awet dengan menghindarkan dari debu.

Tak hanya kalung, ada juga aneka gelang, bros, dan juga tas dari bahan alam seperti rotan, serat kayu, batok kelapa, sabuk dari batok kelapa, dan lain-lain. Semuanya produk lokal dan mengangkat budaya bangsa.

Dokpri
Dokpri
Saya sebagai seorang yang gemar traveling sebelum pandemi, juga menyempatkan diri belanja ke Jogjakarta. Di sana, tepatnya di kawasan Marioboro, saya belanja aneka tas batik, tusuk konde dari batok kelapa, bros dari kulit kerang, kain pantai, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun