1. Belajar menerima bencana dengan ikhlas
Bencana banjir menimpa banyak keluarga. Ibu selalu bilang, kita tidak sendirian. Banyak juga yang mengalami bersama kita. Berkwluh kesah tidak membuat banjir surut. Harus menerimanya dengan ikhlas.Â
2. Menghadapi kenyataan dengan cara:Â
a. Melakukan tugas bersih-bersih pasca banjir dengan tetap memperhatikan kesehatan.
Tubuh kita bisa lelah dan mempunyai batas-batas kekuatan. Jika kita paksakan membersihkan semua sisa banjir secara berlebihan, kita sendiri yang bisa sakit. Saya pernah mengalaminya.Â
Cara yang bijak adalah tetap membersihkan namun juga ingat waktu istirahat. Tetap jaga kesehatan dengan makan teratur. Makanan menjadi sumber energi baru untuk kemudian lanjut bersih-bersih sisa banjir yang tersisa.
b. Merombak rumah agar bisa menyesuaikan dengan banjir.
Bagian ini cukup berat karena membutuhkan biaya tidak sedikit. Namun karena kemurahan Tuhan saja awal tahun ini ada rencana perombakan rumah untuk bisa layak huni pada waktu ada bencana banjir.
Semoga segala rencana dilancarkan ya teman-teman. Amin
...
Nah sementara ini karena masih belum mulai dibangun rumah kami untuk bisa menjadi bersahabat dengan banjir, maka ada hal lain yang bisa dilakukan. Tindakan waspada di musim hujan itu penting. Tingginya curah hujan yang tidak bisa dicegah harus kita hadapi.Â