Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengapa Masih Banyak Masyarakat Mandi Cuci Kakus di Sungai?

24 September 2022   20:50 Diperbarui: 25 September 2022   01:50 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi warga masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK). Sumber: Kompas.com/Firman Taufiqurrahman

Mengapa masih banyak masyarakat yang mandi cuci kakus di sungai?

Mengutip dari penelitian yang dilakukan oleh Sugara tahun 2017, pada riset yang berjudul "Perilaku Masyarakat dalam Memanfaatkan Aliran Sungai sebagai Sarana Mandi Cuci dan Kakus" disebutkan bahwa secara besar terdapat beberapa faktor mengapa masyarakat mandi cuci kakus di sungai, antara lain:

1. Faktor ekonomi

Faktor rendahnya ekonomi masyarakat merupakan salah satu faktor yang mendorong masyarakat melakukan aktivitas MCK di bantaran sungai. Dengan rendahnya kemampuan finansial, masyarakat tidak mampu membangun fasilitas/sarana MCK di rumah mereka masing-masing.

2. Faktor lingkungan

Mudahnya akses masyarakat menuju sungai merupakan faktor selanjutnya yang mendorong masyarakat memanfaatkan sungai salah satunya melakukan aktivitas MCK di bantaran sungai. Melakukan aktivitas tersebut di sungai dianggap praktis karena dianggap dekat secara jarak dan tidak memakan biaya dibandingkan harus membangun kamar mandi, bak mandi, dan lain sebagainya di rumah masing-masing. Selain itu, masyarakat tentu juga tak memiliki pilihan saat akses menuju air bersih sebagai contoh dalam hal ini ialah air bersih yang disediakan oleh perusahaan daerah air minum atau PDAM tak menjangkau wilayah mereka karena akses geografis yang begitu sulit.

3. Faktor sosial budaya

Penggunaan sungai sebagai tempat MCK sudah menjadi budaya untuk sebagian masyarakat di Indonesia khususnya di daerah-daerah tertinggal Indonesia yang memang terbentang di sekitar aliran sungai. Sungai tak hanya dianggap sebagai tempat untuk melakukan aktivitas tersebut, namun sungai juga telah dianggap sebagai tempat dimana masyarakat berkumpul, bersosialisasi, bertukar informasi, hingga menjalin hubungan emosional antara satu sama lain. 

Bagaimana solusi terhadap isu ini?

Penyelesaian terhadap isu ini tentu saja tidak dapat diselesaikan dengan monodisiplin, melainkan suatu pendekatan multidisipliner mengingat faktor yang berkontribusi terhadap motif/alasan masyarakat dalam penggunaan sungai sebagai tempat mandi cuci kakus hingga minum adalah multifaktorial. 

Seperti yang telah disebutkan di atas, faktor-faktornya ialah antara lain faktor ekonomi, faktor lingkungan, faktor sosial budaya, dan dari perspektif penulis hal tersebut dapat pula ditambah dengan faktor pendidikan masyarakat yang belum memahami sepenuhnya bahaya atau implikasi terhadap kesehatan dari kegiatan yang sudah menjadi budaya tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun