Mohon tunggu...
Ari Sanjaya
Ari Sanjaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - konselor

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pusaka Bende Camuluk Bumijawa

21 November 2020   07:28 Diperbarui: 21 November 2020   07:40 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Bumijawa merupakan Desa yang secara Geografis terletak di kaki Gunung Slamet yang masuk Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Desa Bumijawa berada di ketinggian kurang lebih 1.176 Mdpl dengan suhu rata-ratanya berkisar di angka 18 C-33 C.

Di Desa Bumijawa terdapat salah satu sumber mata air yang kramat dan bersejarah. Sumber mata air tersebut di kenal dengan Mata Air Bulakan atau masyarakat biasa mengenalnya dengan sebutan Tuk Jimat Kali Bulakan. Sumber mata air ini memiliki sejarah yang unik dan sampai saat ini masih eksis.

Menurut juru kunci Mata Air Bulakan yaitu Bapak Siswoyo , Sejarah adanya Mata Air Bulakan atau Tuk Jimat Kali Bulakan ini dimulai ketika Desa  Bumijawa mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang panjang, sehingga menyebabkan masyarakat kekurangan air minum bahkan sawah dan lahan pertanian yang ada di Desa Bumijawa mengalami kekeringan.

Suatu ketika ada seorang yang bernama Mbah Warta sedang mencari kayu bakar, ditengah perjalanan beliau merasa haus, pada saat yang bersamaan beliau melihat seekor burung kuntul (bangau) terbang kesuatu tempat. Dengan rasa heran berliau melihat burung tersebut terbang mengitari suatu tempat, karena di pegunungan jarang terlihat burung bangau.

Dengan rasa penasaran Mbah Warta mendekatinya dan burung tersebut turun ke suatu tempat ketika dilihat oleh Mbah Warta burung kuntul yang ia lihat sedang mematuk-matukan paruhnya ke tanah yang ternyata ada sebuah kenong atau gong kecil, Mbah Warta semakin penasaran dan membantu burung itu menggali tanah dan mengangkat kenong tersebut.

Saat kenong diangkat seketika air keluar dibalik kenong dengan deras, Mbah Warta pun kaget dan bergegas meminum air tersebut. Ternyata kenong atau gong kecil tersebut milik seseorang yang bernama Mbah Camuluk yang pada saat itu sangat dihormati karena kesalehan dan ilmu yang tinggi. Hingga saat ini kenong tersebut dikenal dengan Bende Mbah Camuluk dan di simpan sampai saat ini oleh Bapak Siswoyo yang beliau adalah keturunan dari Mbah Warta generasi ke lima. Menurut Bapak Siswoyo Tuk Jimat ini ditemukan pada abad ke 18 Masehi. Itulah sedikit cuplikan sejarah dari Sumber Mata Air Bulakan atau Tuk Jimat Kali Bulakan.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Terletak di lereng Gunung Slamet Jawa Tengah, Sumber Mata Air ini tidak kering dan terus mengalir sepanjang tahun. Airnya jernih dan bening dinaungi oleh sebuah bangunan yang kokoh. Bangunan ini dibangun oleh Belanda pada Tahun 1918. Pemerintah Hindia Belanda ikut memanfaatkan aliran air tersebut. Kini telah terlewat dua abad sejak air tersebut ditemukan.

Sumber mata air bulakan ini sangat berjasa untuk warga masyarakat Desa Bumijawa, akan tetapi manfaatnya juga dirasakan oleh masyarakat yang ada dikabupaten Tegal sebagai sumber air minum melalui perusahan air minum yang menyalurkan air dari sumber mata air ke seluruh masyarakat kabupaten Tegal.

Jasa Mbah Camuluk sebagai pemilik bende dan Mbah Warta selalu dikenang oleh masyarakat Bumijawa. Setiap tahunnya sebagai ungkapan rasa syukur warga masyarakat Bumijawa mengadakan tradisi Jamasa Bende yaitu prosesi upacara pencucian bende mbah camuluk di tuk jimat kali bulakan. Tradisi ini menyedot antusias masyarakat dari berbagai kalangan.

Kegiatan ini selalu dipadati oleh masyarakat dan tidak pernah sepi. Jamasan bende dilaksanakan pada tanggal 11 Rabiulawal, yang bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiulawal atau esok harinya. Tanggal ini diambil tidak sembarangan karena tuk jimat ditemukan pada tanggal tersebut.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Prosesi Tradisi jamasan dimulai dengan melakukan upacara pencucian Benda Mbah Camuluk di Tuk Jimat Kalibulakan. Sebelum melaksanakan pencucian, Juru Kunci bapak Siswoyo memimpin tahlil dan doa bersama masyarakat di atas Tuk Jimat langsung dengan membakar kemenyan. Setelah selesai berdoa Bende Mbah Camuluk di cuci dengan diiringi gema sholawat yang dilantunkan masyarakat secara bersama-sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun