Mohon tunggu...
ARI ISWAHYUDI
ARI ISWAHYUDI Mohon Tunggu... Guru - INFULANCER PSIKOLOGI, TEACHER OF SPECIAL NEED STUDENT, AND PARENTING

PSIKOLOGI, EDUCATION,RELIGION,CHILD, LIFE, PARENTING, TRAVELER

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Penting! 8 Hal yang Perlu Orangtua Ajarkan Sebelum Menyekolahkan Anak

26 Oktober 2021   22:53 Diperbarui: 27 Oktober 2021   08:20 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana hari pertama sekolah, banyak orangtua menemani anaknya. Foto: Antara/APRILLIO AKBAR via Kompas.com

Ayah dan bunda pernahkah kita merasa bingung ketika ingin menyekolahkan anak? Mungkin dalam benak kita akan bertanya-tanya apakah anak kita mampu mengikuti kegiatan di sekolah? Apakah anak kita bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah? Apakah kemampuan anak kita sudah mumpuni untuk bersekolah? Dan lain sebagainya.

Ayah dan bunda mungkin sebagian dari kita lebih sering melihat usia anak dari pada melihat hal-hal kesiapan yang harus anak miliki sebelum anak sekolah. 

Padahal abai dalam kesiapan sekolah dapat membuat anak akan kesulitan dalam beradaptasi dan mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. 

Sebagai mana contoh di tempat saya mengajar kebanyakan anak dirasa kurang siap dalam bersekolah seperti anak masih belum bisa taoilet trening dengan benar, kemampuan motor dalam menulis dan megunting anak belum cukup baik, fokus yang mudah teralihkan, dan lain sebagainya. 

Dan tentu hal ini berdampak pada proses pembelajaran si anak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar.

Ayah dan bunda ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebelum anak dirasa siap untuk bersekolah, diantaranya adalah :

  1. Regulasi diri. Yaitu kemampuan anak untuk dapat meregualisikan atau mengatur dirinya baik emosi atau prilakunya. Anak yang memiliki regulasi yang baik maka ia dapat mengekspresikan emosi dan prilakunya secara benar. Selain itu anak akan lebih tenang ketika menghadapi sebuh problem solving di sekolah. Orang tua bisa melatih regulasi anak dengan melatihkan konsep sabar atau dengan memberikan sebuah problem solving sederhana pada anak dan mengajarkan cara untuk mengatasi probelem tersebut.

  2. Bahasa reseptif. Yaitu anak mampu memahami dan menanggapi sebuah pertanyaan atau informasi sederhana yang ia terima. Sehingga komunikasi anak dengan teman atau orang lain di sekolah akan lancar dan terjalin baik.

  3. Bahasa ekspresif. Yaitu anak mampu mengekspresikan keinginannya kepada orang lain. Penting untuk melatih anak agar dapat mengutarakan sesuatu pada orang lain, ketika anak tidak berani atau tidak mampu mengekspresikan keinginannya kepada orang lain, maka anak dapat mengalami ketidak percayaan diri dan lama kelamaan dapat berpengaruh pada interaksi sosial anak.

  4. Kemandirian. Sangat perlu melatih kemandirian anak sedari dini dengan secara bertahap. Agar anak dapat meresiliansi dirinya dengan lingkungannya. Mungkin anak dapat dilatih untuk toilet training dengan benar, diajarin cara merapikan baju dan alat tulis dan lain sebagainya, sebagai modal sebeluam anak masuk dalam persekolahan.

  5. Sensory integrasi. Yaitu kemampuan anak untuk dapat mengintegrasikan sebuah informasi melalaui alat sensori mereka menjadi prilaku yang sesuai. Tak jarang anak mengalami permasalah senori dalam sekolah.
    Seperti anak merasa risih dengan suara bel atau gaduh, anak tidak dapat menolerir tekstur makanan di sekolah, anak tidak dapat duduk tenang, sering menabrak teman atau benda, tulisan anak tidak rapi dan lain sebagainya. Tentu anak yang mengalami masalah dalam sensori integrasi ini akan mengalami kesulitan dalam berkegiatan di sekolah. Untuk itu ayah dan bunda harus melatih sensori anak sejak dini sebelum anak masuk dalam persekolahan.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun