Mohon tunggu...
Ari Sukmayadi
Ari Sukmayadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pelajar Forever

Aku baca. Aku pikir. Aku tulis.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Maulid "Dewa" Maradona

30 Oktober 2022   14:31 Diperbarui: 30 Oktober 2022   14:52 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : thamtes.gr

Pele boleh menjadi pemegang rekor peraih Piala Dunia. Tapi, tanpa Pele pun, Brasil masih tetap bisa juara. Pada tahun 1962, Pele hanya bermain penuh pada pertandingan pertama. Pada pertandingan kedua, Pele mengalami cedera parah dan absen dalam pertandingan hingga akhir perhelatan turnamen. Tapi, Brazil tetap bisa menjadi Juara.

Sedangkan Maradona. Di Piala Dunia 1986 Maradona memang "hanya" mencetak 5 gol, masih kalah dari gelontoran gol Gary Lineker yang menjadi top scorer turnamen dengan 6 gol. Tapi Maradona juga membukukan 5 assist, sehingga terlibat dalam 10 gol dari total 14 gol Argentina (71,43%) untuk menjadi kampiun. Sebuah statistik yang sulit untuk dipecahkan. Sehingga wajar jika Piala Dunia 1986 selalu dinarasikan sebagai pertunjukan tunggal seorang Maradona. 

Pada Piala Dunia 1994, Argentina nyaris tidak lolos ke putaran final tanpa kehadiran Maradona. Argentina lolos melalui play off  setelah diperkuat Maradona. Di putaran final pun, Argentina tampil luar biasa bersama Argentina pada babak awal. Namun akhirnya langsung tersingkir ketika Maradona menerima skorsing larangan bermain.

Di level klub, Maradona 2 kali menjadi pemegang rekor transfer pemain. Rekor ini belum ada yang menyamainya hingga saat ini.

Rekor pertama saat dibeli Barcelona dari Boca Junior pada tahun 1982. Ketika itu, Maradona lebih memilih Barcelona. Maradona menolak tawaran  Real Madrid, klub rival Barcelona yang memiliki prestasi lebih superior. 

Rekor kedua saat dibeli Napoli dari Barcelona pada tahun 1984. Ketika itu, Maradona lebih memilih Napoli, klub semenjana yang jauh dari hingar bingar presatasi, jauh tertinggal dibandingkan klub-klub Italia lain seperti Juventus, AC Milan dan Inter Milan. Napoli ketika itu belum pernah sama sekali memenangkan scudetto. 


Di sinilah fantastisnya Maradona. Klub sekelas Napoli, dipimpin oleh Maradona menjuarai Liga Italia untuk pertama kalinya pada tahun kompetisi 1986/1987. Bahkan kembali menjadi kampiun di edisi 1989/1990, setelah sebelumnya menjadi runner-up di edisi 1987/1988 dan 1988/1989. Ditambah dengan menjuarai Coppa Italia tahun 1987, Piala UEFA tahun 1989 dan Supercoppa Italiana 1990, menjadikan Napoli sebagai klub yang se-level dengan klub raksasa Italia,  Juventus, AC Milan dan Inter Milan. 

Prestasi ini yang paling membedakan Maradona dengan pemain sepak bola lain.

Ketika pemain lain hijrah ke klub raksasa langganan juara, sehingga terbantu klub untuk menjadi juara.

Maradona justru memilih klub "kecil", dan Maradona lah yang membesarkan klub tersebut dengan menjadi juara. Maradona sukses membawa Napoli, dari klub biasa, menjadi klub elit di Italia, bahkan di Eropa. Sebuah prestasi yang belum bisa diraih kembali oleh Napoli hingga saat ini.

Maradona lebih memilih Barcelona ketimbang Real Madrid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun