Mohon tunggu...
Arfino Irtondo
Arfino Irtondo Mohon Tunggu... Narator, Penulis, Aktor, Pengisi Suara, Penyiar, Terapis bekam/pijat refleksi -

Anti basa-basi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapa Sebenarnya Hamba Allah yang Memberikan Sumbangan?

21 Februari 2014   19:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:36 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pergantian hari ke hari yang berputar cepat, sangat terasa saat kita (seolah tiba-tiba) sudah kembali pada hari yang sama. Jumat, tepat sepekan lalu, kita diramaikan oleh berita bencana Gunung Kelud. Ternyata hari ini kita sampai kepada hari Jumat lagi.

Yang khas dari hari Jumat, selain kita tahu bahwa besoknya adalah week end, bagi umat muslim pria, adalah pelaksanaan ibadah Jumat. Ibadah Jumat seperti yang dilaksanakan hari ini, dilengkapi dengan khutbah dan solat berjamaah.

Sebagai pengantar, sebelum pelaksanaan solat dan khutbah, pengurus masjid tempat pelaksanaan solat Jumat, mengumumkan beberapa hal yang berkait dengan permasalahan atau kegiatan masjid. Juga pemberitahuan petugas Jumat, serta rincian pemasukan dan pengeluaran dana masjid.

Dalam pengumuman pemasukan dana atau harta sumbangan masjid atau sodaqoh, ada banyak orang yang disebut sebagai penyumbang dan jumlah uang yang mereka sumbangkan. Ada yang menyebutkan namanya secara jujur, lengkap beserta gelar pendidikan dan status hajinya atau status sosial lainnya. Namun, banyak pula yang ingin menyembunyikan identitas mereka.

Tipe penyumbang kedua ini, meminta nama mereka ditulis atau disebut sebagai "Hamba Allah". Banyak orang yang menulis atau ingin ditulis sebagai "Hamba Allah" dalam memberikan sumbangan.

*

Hamba Allah dalam penyebutan nama penyumbang sodaqoh, masih dalam pemikiran saya, juga mirip dengan istilah NN dalam judul lagu yang dikenal publik, tetapi tidak diketahui siapa namanya. NN yang penyingkatan no name, walau tidak diketahui siapa namanya, adalah ada, dan tidak mungkin tiada. Demikian pula dengan para penyumbang yang disebut dengan "Hamba Allah".

Tidak hanya dalam sumbangan yang diumumkan jelang solat Jumat, dalam pengajian atau program pembangunan masjid pun, sangat banyak penyumbang yang bersembunyi di balik nama "Hamba Allah".

Entah sejak kapan para penyumbang sodaqoh senang menyembunyikan identitas mereka di balik nama "Hamba Allah". Tujuan para penyumbang yang menyebut diri mereka sebagai "Hamba Allah", sangat mungkin agar tidak terkesan pamer atau ria. Walaupun tentu saja, yang tetap menyebutkan nama pun menyumbang dengan penuh keikhlasan. Barangkali, untuk hal ini Kompasianer Pak Gustaaf Kusno lebih piawai menjelaskan sejarah dan asal-usulnya.

Sejujurnya, penyebutan nama penyumbang sebagai "Hamba Allah", menggoda pikiran saya dengan kalimat "Memangnya yang lain (para penyumbang yang tidak merahasiakan identitasnya), bukan Hamba Allah?" Ini penting, sebab setiap manusia, baik yang taat ataupun yang biasa-biasa saja, baik yang rajin beribadah atau standar-standar saja semacam saya, adalah ciptaan atau makhluk Allah.

Namun, marilah kita lupakan pemikiran saya soal "Jika tidak menyebut sebagai Hamba Allah dalam memberikan sumbangan berarti bukan hamba Allah." Yang ingin saya katakan adalah bahwa memberikan sumbangan atau sodaqoh, apalagai dengan keikhlasan, itu sangat menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun