Mohon tunggu...
Arfino Prasetya
Arfino Prasetya Mohon Tunggu... Siswa SMA Kolese Kanisius Jakarta

antusias teknologi transportasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

N.S. Savannah: Kapal Dagang Nuklir Yang Ditakuti, dan Mengapa Kita Memerlukannya.

7 Mei 2025   23:42 Diperbarui: 7 Mei 2025   23:42 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
By U.S. Atomic Energy Commission/U.S. Maritime Administration; Public Domain; https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=205016

By Acroterion - Own work, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=21246612
By Acroterion - Own work, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=21246612

Akhir Perjalanan

Pada bulan Mei 1964, N.S. Savannah mengadakan sebuah rangkaian perjalanan keliling dunia (world tour). Kapal tersebut berlayar dari pelabuhan ke pelabuhan di seluruh dunia. Setiap kali N.S. Savannah berlabuh, kapal akan dipamerkan ke publik, dan ribuan orang tertarik untuk melihat kapal secara dekat. Kapal 'radikal' ini telah mampu mewujudkan  imajinasi dunia, dan kapal ini terus menerus muncul di berbagai headline berita surat kabar. N.S. Savannah mampu membuat publik 'percaya' bahwa untuk mengoperasikan kapal tenaga nuklir seperti terlihat mudah. Tetapi di belakang pemberitaan hebat dan tampilan luar kapal megah itu, para operator N.S. Savannah menemukan kenyataan bahwa tidak mudah untuk mengoperasikan suatu kapal nuklir.

Meskipun telah dibangun dengan standar keamanan yang tinggi, N.S. Savannah tidak pernah benar-benar diterima oleh dunia perkapalan komersial. Banyak pelabuhan di seluruh dunia menolak memberikan izin sandar kepada kapal ini karena kekhawatiran terhadap potensi bahaya nuklir. Kekhawatiran akan bahaya radiasi, kecelakaan reaktor, dan dampak negatif lingkungan jangka panjang membuat masyarakat umum dan pemerintah bersikap sangat hati-hati terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan nuklir. Beberapa pelabuhan yang menerima N.S. Savannah untuk bersandar, membuat persyaratan yang tidak mudah. Operator kapal diharuskan mengajukan izin bersandar  beberapa bulan sebelumnya dan mendiskusikan persetujuan liabilitas jika N.S. Savannah menyebabkan kecelakaan. Selain itu, pihak pelabuhan juga meminta rencana kontingensi jika terjadi kecelakaan nuklir dengan kapal tersebut. Para calon awak kapal perlu dilatih selama 3 tahun lebih untuk pengoperasian reaktor nuklir sebelum diperbolehkan bekerja di N.S. Savannah. Semua masalah yang dihadapi N.S. Savannah berakar dari rasa khawatir masyarakat umum terhadap apapun yang berhubungan dengan 'nuklir'. Rasa khawatir ini lah yang menghambat efektivitas operasional dari kapal  N.S. Savannah. Dengan semakin berkurangnya dukungan dari pihak-pihak komersial dan masyarakat umum, akhirnya pada tahun 1972 N.S. Savannah dipensiunkan karena sudah tidak dapat menghasilkan penghasilan yang mencukupi untuk biaya operasional kapal.

Walaupun kapal N.S. Savannah tidak pernah menjadi sukses secara komersial, kapal tersebut telah berhasil dalam menjalankan misinya. N.S. Savannah telah menginspirasi dunia dan menunjukan viabilitas penggunaan tenaga nuklir dalam jalur  perdagangan laut. Terinspirasi dari kisah N.S. Savannah, negara Jerman dan Jepang akhirnya ikut membangun kapal nuklir dagang mereka sendiri, yaitu Otto Hahn dan Mutsu. Tetapi kapal Otto Hahn dan Mutsu akhirnya menghadapi masalah yang sama seperti N.S. Savannah, yaitu tekanan oposisi publik yang didasari rasa khawatir terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan nuklir.  

By Hannes Grobe (Hgrobe 21:09, 12 May 2006 (UTC)) - Own work, CC BY-SA 2.5, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=779036
By Hannes Grobe (Hgrobe 21:09, 12 May 2006 (UTC)) - Own work, CC BY-SA 2.5, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=779036

Peluang Kedua

Setelah kegagalan komersial dari N.S. Savannah, konsep dari kapal dagang bertenaga nuklir telah dilupakan dalam sejarah. Dunia terus berjalan seperti biasa, dan perdagangan maritim berlanjut tanpa penggunaan tenaga nuklir. Namun kini, lebih dari setengah abad kemudian, dunia menghadapi krisis pemanasan iklim global. Industri maritim modern menghadapi tekanan besar untuk beralih dari bahan bakar fosil ke bahan bakar yang lebih 'bersih'. Walau teknologi mesin fosil maritim telah berkembang jauh sejak jamannya N.S. Savannah, perkembangan tersebut masih gagal dalam mengurangi emisi secara signifikan. Dengan adanya keperluan mendesak untuk mencari sumber tenaga kapal yang bersih dan ramah lingkungan, tenaga nuklir dapat menjadi jawaban yang dicari dari permasalahan diatas.

Selama setengah abad lebih sejak N.S. Savannah diperkenalkan kepada publik , teknologi tenaga nuklir telah berkembang secara signifikan. Reaktor modular kecil (small modular reactors/SMR) yang kini sedang dikembangkan dapat menjawab berbagai tantangan teknis dan ekonomi yang dulu menghambat N.S. Savannah. SMR menawarkan ukuran lebih padat, sistem pendinginan pasif yang lebih aman, dan efisiensi tinggi. Teknologi baru ini membuat integrasi reaktor nuklir ke dalam kapal dagang menjadi lebih realistis dan ekonomis dibandingkan pada dekade 1960-an.

By U.S. Navy; Public Domain; https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=692407
By U.S. Navy; Public Domain; https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=692407

Pada saat ini, penggunaan tenaga nuklir dalam kapal laut telah terbukti aman, ekonomikal, dan rendah emisi. Selama lebih dari 50 tahun, militer Amerika Serikat telah membangun dan mengoperasikan lebih dari 200 kapal laut bertenaga nuklir dengan aman di seluruh bagian dunia. Kapal-kapal bertenaga nuklir tersebut telah diuji selama bertahun-tahun, dan telah dipakai secara ekstensif di dalam berbagai kondisi dan medan perang. Menurut data tahun 2025, ada sekitar 160 kapal bertenaga nuklir yang beroperasi di seluruh dunia. Penggunaan tenaga nuklir maritim secara signifikan dalam militer membuktikan bahwa kapal laut bertenaga nuklir dapat digunakan secara aman dan ekonomikal dalam skala massal.

Walau kesadaran publik terhadap kebutuhan energi bersih telah meningkat secara drastis. Saat ini, masyarakat masih kurang memahami bahwa dampak perubahan iklim jauh lebih berbahaya dibanding risiko pengoperasian reaktor nuklir modern. Keberhasilan energi nuklir dalam menghasilkan listrik karbon rendah di darat---seperti di Prancis atau Korea Selatan---menunjukkan bahwa dengan kebijakan dan pengawasan yang tepat, tenaga nuklir bisa menjadi solusi masa depan.

By Department of Defense; Public Domain; https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=96390336
By Department of Defense; Public Domain; https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=96390336

Mengapa Kita Memerlukannya Sekarang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun