Mohon tunggu...
Arfina Lika Setyani
Arfina Lika Setyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Guna memenuhi tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sulitnya Belajar Online untuk Perkembangan Anak Sekolah Dasar

18 April 2021   18:34 Diperbarui: 18 April 2021   18:59 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Arfina Lika Setyani 

NIM : 1903016099

FITK UIN WALISONGO SEMARANG

PENDAHULUAN
Tidak dapat dipungkiri bahwa wabah yang melanda saat ini cukup memberi dampak yang besar, salah satunya pada bidang pendidikan. Semua jenjang pendidikan meniadakan pembelajaran tatap muka di sekolahan dan menggantinya dengan pembelajaran dari rumah secara online, baik dari jenjang PAUD sampai jenjang Perguruan Tinggi. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah yang bertujuan guna mencegah penyebaran virus covid-19.

Tentunya dalam pembelajaran online ini banyak sekali kesulitan-kesulitan yang dialami para siswa. Apalagi siswa Sekolah Dasar, pasti sangat sulit bagi anak usia tersebut untuk memahami dan menguasai materi saat belajar secara online ini. Orang tua yang harusnya menjadi pengganti guru mendampingi anak belajar, terkadang emosinya tidak dapat terkendali sehingga terjadi hubungan yang tidak harmonis kepada anak bahkan terjadi tindakan kekerasan.

Sebagaimana kasus yang diungkap oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa terjadi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak berusia 8 tahun ketika mengalamai kesulitan belajar online saat masa pandemi ini. 

Diduga anak tersebut mendapat beberapa pukulan menggunakan gagang sapu hingga meninggal, mirisnya pelaku yang mana itu adalah orang tua korban justru membawa jenazah dengan kardus dan dimakamkan sendiri secara diam-diam di TPU Kampung Gunung Kendeng, Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak. Kasus tersebut sungguh memprihatinkan sekali, anak yang seharusnya masih dalam tahap perkembangan justru malah menjadi korban kekerasan orang tuanya.  


PEMBAHASAN
Dalam mengkaji teori perkembangan Erikson, yang di cetuskan oleh Erik Erikson, ahli Psikoanalisis kelahiran Jerman pada 15 Juni 1902. Usia 8 tahun termasuk tahap "Industry vs Inferiority" yang rentang usianya 6-12 tahun. Salah satu tugas yang diperlukan dalam tahap ini adalah dengan mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan rendah diri. Anak pada usia ini dituntut untuk dapat merasakan rasanya berhasil, nah agar dapat tercapai tujuan berhasil salah satunya dengan mengembangkan sikap rajin. 

Sebaliknya, jika terdapat hambatan pada anak dengan merasa tidak mampu (Inferioritas), maka anak tersebut sulit untuk mencapai tujuan karena sikap rendah dirinya. Kecenderungan maladaptif akan tercermin apabila anak memiliki rasa giat dan rajin terlalu besar yang mana peristiwa ini menurut Erikson disebut sebagai keahlian sempit. 

Di sisi lain jika anak kurang memiliki rasa giat dan rajin maka akan tercermin malignansi yang disebut dengan kelembaman. Mereka yang mengidap sifat ini oleh Alfred Adler disebut dengan "masalah-masalah inferioritas". Maksud dari pengertian tersebut yaitu jika seseorang tidak berhasil pada usaha pertama, maka jangan mencoba lagi. Usaha yang sangat baik dalam tahap ini sama seperti tahap-tahap sebelumnya adalah dengan menyeimbangkan kedua karateristik yang ada, dengan begitu ada nilai positif yang dapat dipetik dan dikembangkan dalam diri setiap pribadi yakni kompetensi (Thahir, 2018 : 42-43).

Menurut teori perkembangan Erikson pada tahap ini peran orang tua, maupun guru sangat penting untuk memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak untuk mencapai tujuannya. Nah sedangkan pada masa pandemi seperti sekarang ini orang tua memiliki peran sangat besar dimana ia harus menggantikan yang seharusnya menjadi peran guru, dikarenakan guru tidak dapat berinteraksi secara lansung kepada siswa.
Untuk menanggapi kasus kekerasan emosional hingga menghilangkan nyawa sebagaimana yang telah diungkap KPAI tadi, bahwa sudah seharusnya orang tua memiliki bekal pengetahuan mengenai perkembangan anak pada usia tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun