Mohon tunggu...
Arfiani Yulianti Fiyul
Arfiani Yulianti Fiyul Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Indonesia

Tingkatkan Keterampilan Menulis Belajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak Laki-laki yang Selalu Berada di Depan Toko Swalayan

9 April 2023   20:04 Diperbarui: 9 April 2023   20:23 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak Laki-Laki Yang Selalu Berada Di Depan Pintu Toko Swalayan

Oleh : Arfiani Yulianti Fiyul

Di depan pintu swalayan di tepi jalan itu, selalu ada seorang anak laki-laki yang duduk di atas karung beras. Setiap hari, dari pagi hingga malam hari, dia duduk di sana tanpa henti.

Dia adalah seorang anak kecil dengan rambut gondrong dan baju lusuh yang selalu terlihat kotor dan robek di sana-sini.

Setiap kali ada orang yang masuk atau keluar dari toko swalayan, anak laki-laki itu selalu memberi salam dan tersenyum ramah.

Tapi banyak orang yang mengabaikannya, menganggapnya sebagai pengemis atau anak jalanan yang tidak berguna.

Namun, tidak demikian halnya dengan seorang karyawan swalayan yang bernama Pak Deden. Setiap kali Pak Deden melihat anak laki-laki itu di depan pintu, dia selalu memberinya makanan dan minuman.

Pak Deden juga selalu berbicara dengan anak laki-laki itu, menanyakan kabarnya dan mencoba memahami kehidupannya.

Suatu hari, ketika Pak Deden memberi makanan pada anak laki-laki itu, anak laki-laki itu berbicara. Dia bercerita tentang kehidupannya dan keluarganya yang tidak mampu. Dia mengatakan bahwa dia selalu berada di depan pintu swalayan untuk mencari makanan dan uang yang bisa membantu keluarganya.

Pak Deden terkejut mendengar cerita itu. Dia merasa sedih dan iba melihat anak laki-laki itu harus berjuang sendiri untuk mencari makanan dan uang.

Pak Deden pun berjanji untuk membantu anak laki-laki itu dan keluarganya. Dia membeli beberapa bahan makanan dan memberikannya pada anak laki-laki itu, serta memberinya uang agar bisa membantu keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun