Jember, 22 Juni 2025., Degradasi tanah merupakan salah satu fenomena yang merujuk pada penurunan kualitas tanah yang disebabkan oleh berbagai faktor alam dan aktivitas manusia. Beberapa penyebab degradasi tanah diantaranya pengolahan lahan secara intensif dan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Pengolahan tanah intensif dapat menguras nutrisi yang ada di dalam tanah. Penggunaan pupuk kimia berlebihan dapat mencemari tanah dan membunuh mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah serta dapat merusak struktur tanah.
Dampak dari degradasi tanah adalah menurunnya kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Tanah yang terdegradasi kehilangan kemampuan untuk menahan air dan udara, yang penting untuk pertumbuhan akar. Penurunan produktivitas berdampak pada produksi pangan, yang dapat menyebabkan kelangkaan pangan dan peningkatan harga pangan.
Sistem pertanian konvensional merupakan sistem yang masih banyak digunakan oleh para petani di Indonesia. Begitu pula dengan kondisi petani di Desa Jubung, Jember. Menurut data BPS Jember (2022) desa Jubung merupakan penghasil kedelai terbesar di Kecamatan Sukorambi. Namun dalam praktek budidaya kedelai yang dilakukan para petani di Desa Jubung kebanyakan menggunakan sistem pertanian secara konvensional yang berakibat para petani di Desa Jubung mengalami beberapa kendala yang disebabkan oleh degradasi lahan dan mahalnya harga pupuk yang berakibat tidak meningkatnya produksi kedelai di Desa Jubung. Hal inilah yang menjadi perhatian khusus bagi Tim Pengabdian Universitas Jember dari Kelompok Riset Seed and Crop Production. LP2M UNEJ melalui hibah Pengabdian Pemula dari Kelompok Riset Seed and Crop Production memberikan solusi dari permasalahan para petani yang tergabung dalam kelompok tani “Tani Mulyo” di Jubung adalah dengan penggunaan kotoran hewan dan seresah limbah pertanian sebagai alternatif pengganti pupuk kimia. Program pengabdian yang dilaksanakan pada bulan Juni 2025 ini menyasar Kelompok Tani “Tani Mulyo”.
Tim pengabdian memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai peran pupuk organik berbahan dasar limbah kotoran ternak dan seresah dalam memperbaiki kesuburan tanah. Penyuluhan ini menjelaskan peran bahan organik untuk memperbaiki kesuburan tanah dan bagaimana pengembalian sisa tanaman ke tanah dapat menjaga keseimbangan unsur hara. Selain itu, juga diadakan pelatihan pengolahan limbah kotoran ternak dan seresah menjadi pupuk organik.
Kegiatan pelatihan Bersama para petani, dilakukan praktik mulai dari mempersiapkan alat dan bahan, seperti kotoran ternak dan serasah daun, hingga proses fermentasi menggunakan MOL akar. MOL akar memiliki peran sebagai bioaktivator, biostimulan, dan bioprotektan, yang membantu mempercepat proses penguraian bahan organik.
Para petani juga semakin antusias karena proses ini dapat dilakukan mandiri, biayanya murah, dan bahan bakunya mudah diperoleh. Menurut Pak Sholihin selaku ketua kelompok tani menyatakan bahwa program pelatihan ini bukan hanya memperkenalkan teknologi baru, tetapi juga menjadi langkah konkret untuk mendukung pertanian organik yang berkelanjutan. Pupuk organik dari limbah kotoran ternak dan limbah pertanian terbukti mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi bentuk nyata sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
DAFATAR PUSTAKA
BPS Kabupaten Jember. 2022. Kecamatan Sukorambi dalam Angka. BPS Kabupaten Jember. Jember.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI