ANGGARETA BELLA ARFIANTI/191251045
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
   Perkembangan teknologi digital membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari cara berkomunikasi, bekerja, belajar, hingga bersosialisasi. Digitalisasi memberi banyak manfaat positif, seperti mempermudah akses informasi, memperluas jaringan sosial, serta mendukung layanan kesehatan berbasis daring (telemedicine). Namun, di balik kemudahan tersebut, era digital juga menghadirkan tantangan serius, khususnya terkait kesehatan mental. Fenomena seperti kecanduan media sosial, cyberbullying, paparan berita palsu (hoax), dan tekanan sosial akibat budaya perbandingan di dunia maya dapat menimbulkan masalah psikologis, terutama pada kelompok remaja dan dewasa muda. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat memiliki peran strategis dalam menjaga sekaligus mencegah gangguan kesehatan mental pada masyarakat di era digital.
   Kesehatan masyarakat adalah suatu upaya kolektif untuk meningkatkan, melindungi, dan memelihara kesehatan seluruh anggota masyarakat. Dalam konteks kesehatan mental, pendekatan kesehatan masyarakat tidak hanya berfokus pada penanganan individu yang mengalami gangguan psikologis, tetapi juga menekankan aspek pencegahan, promosi, dan pemberdayaan komunitas. Misalnya, melalui edukasi tentang literasi digital, manajemen stres, dan pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivitas online dan offline. Dengan adanya literasi digital yang baik, masyarakat dapat lebih kritis dalam menerima informasi, lebih bijak menggunakan media sosial, serta mampu membatasi penggunaan gawai secara sehat.
   Peran tenaga kesehatan masyarakat juga sangat penting dalam melakukan surveilans kesehatan mental berbasis komunitas. Surveilans ini dapat membantu mengidentifikasi kelompok rentan yang lebih mudah terdampak, seperti pelajar, mahasiswa, dan pekerja yang menghabiskan banyak waktu di depan layar. Data dari surveilans dapat menjadi dasar untuk merancang intervensi promotif dan preventif yang lebih tepat sasaran. Misalnya, kampanye "digital detox" atau pelatihan manajemen waktu layar yang bisa dilakukan melalui media sosial, seminar daring, maupun kegiatan tatap muka di komunitas.
   Selain itu, dukungan sosial juga menjadi aspek penting dalam menjaga kesehatan mental di era digital. Kesehatan masyarakat dapat memfasilitasi pembentukan komunitas atau kelompok pendukung (support group) yang berfokus pada kesehatan mental. Dukungan dari sesama dapat membantu individu mengurangi perasaan terisolasi dan meningkatkan resiliensi psikologis. Lebih jauh lagi, pendekatan intersektoral dengan melibatkan sekolah, kampus, dunia kerja, dan organisasi masyarakat dapat memperkuat upaya pencegahan gangguan kesehatan mental secara kolektif.
   Dari sisi kebijakan, pemerintah bersama sektor kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam merumuskan strategi nasional untuk menjaga kesehatan mental di era digital. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain menyediakan layanan konseling online yang mudah diakses, memperkuat regulasi terhadap konten berbahaya di internet, serta mengintegrasikan program kesehatan mental ke dalam layanan kesehatan primer. Hal ini sejalan dengan upaya global dari World Health Organization (WHO) yang mendorong negara-negara untuk memperhatikan dampak teknologi digital terhadap kesehatan mental warganya.
   Era digital memang tidak bisa dihindari, namun tantangan kesehatan mental yang muncul dapat diminimalisir melalui pendekatan kesehatan masyarakat yang sistematis, berkelanjutan, dan berbasis komunitas. Upaya pencegahan, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta kebijakan yang mendukung dapat menjadi strategi efektif dalam menciptakan keseimbangan antara pemanfaatan teknologi digital dengan kesehatan mental.
   Dengan demikian, kesehatan masyarakat berperan penting dalam menjaga agar kemajuan teknologi digital benar-benar membawa manfaat positif tanpa mengorbankan kesejahteraan psikologis individu maupun masyarakat. Kolaborasi antara tenaga kesehatan, masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat secara fisik dan mental di tengah derasnya arus digitalisasi.
KATA KUNCI: Digitalisasi, Gangguan Mental, Kesehatan Masyarakat, Media Sosial, Pencegahan
DAFTAR ISI
Hirata, A. (2006). Sang Pemimpi. Yogyakarta: Bentang.
Kementerian Kesehatan RI. 2021. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa di Era Digital. www.kemkes.go.id/article/view/2021-mental-digital.html [online]. (diakses 23 Agustus 2025).
Pratama, R., 2022. Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 17(1), pp. 45-53.
World Health Organization (WHO). 2020. Mental health and digital technology. www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-in-the-digital-age [online]. (diakses 23 Agustus 2025).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI