Mohon tunggu...
Arfan Herdiansyah
Arfan Herdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Indraprasta PGRI

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Perjalanan Grup Band Legendaris Koes Plus

8 Mei 2022   16:54 Diperbarui: 8 Mei 2022   17:12 5016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilansir dari Wikipedia, kelompok musik merupakan suatu kumpulan personal yang terdiri atas dua atau lebih musisi yang memainkan alat musik dan bernyanyi. Dapat kita ketahui jenis musik sangat beragam, serta mempunyai ciri yang berbeda dari jumlah dan komposisi permainannya. Ciri khusus bermusik ini bisa dikelompokan sesuai dengan kemiripannya antara satu sama lain, bisa di definiskan antara lain sebuah genre musik adalah sebuah teknik bermusik, gaya, konteks, serta tema musik. Dapat disimpulkan pengelompokan genre musik ini sesuai dengan kegunaannya. Berikut pengelompokan yang terdiri atas tiga ranah besar antara lain:

  1. Musik Seni
    Musik seni atau musik serius dapat di istilahkan sebagai sebuah pengelompokan jenis musik yang bersifat kontemporer atau jenis-jenis musik etnik lainnya yang diserap atau di amabil sebagai dasar komposisinya. Sebagai contoh dari musik seni ini ialaha musik klasik.
  2. Musik Populer
    Musik Populer adalah musik yang sangat nyaman atau ringan untuk sampai diterima pada masyarakat awam atau bisa dibilang jenis musik ini merupaka sebuah musik yang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Sebagai contoh aliran dari musik populer ini seperti Jazz, Pop, Gospel, Blues, Funk, Rock, Metal Hadcore, Electronic, Reggae atau Ska, bahkan sampai Hip-hop dan Rap.
  3. Musik Tradisional
    lMusik Tradisional adalah musik yang hidup di masyarkat secara turun temurun sehingga sangat dipertahankan sekalo budaya bermusik tersebut dan bukan hanya untuk sekedar hiburan saja. Sebagai contoh aliran dari musik tradisional ini seperti musik Latin, musik Country, dan musik Dangdut.

Perkembangan musik di Indonesia cukup dinamis serta sangat beragam, hal ini ditandai dengan banyaknya musisi yang mewarnai seni bermusik mengikuti perkembangan periode waktu tertentu. Sebagai contohnya, musik Pop yang sering kita dengarkan ini tidak terlepas dari sejarahnya serta masa-masa awal genre tersebut diperkenalkan kemasyarakat. Diketahui perkembangan musik Pop di Inedonesia dikelompokkan per dasawarsa, artinya tren musik Pop ini berganti dan bergeser tiap 10 tahunnya menyesuaikan selera masyarakat serta berkembangnya kreativitas para musisi. Berbicara mengenai sejarah musik Pop tentu tidak terlepas dari pasang surut musisi tersebut serta karya-karyanya pada periodesasi tertentu.

Pada tahun 1970an terdapat sebuah grup band musik beraliran Pop yang sangat terkenal dikalangan masyarakat Indonesia. Grup band tersebut bernama Koes Plus yang berasal dari daerah Tuban, Jawa Timur, Indonesia, yang beranggotakan saudara kakak beradik. Kelompok yang beranggotakan keluarga ini terbentuk sekitar tahun 1969an yang semulanya bernama Koes Bersaudara dan kemudian berganti nama menjadi Koes Plus.

Dibalik besarnya grup band Koes Bersaudara menyisipkan sejarah yang pahit serta kelam. Sejarah pahit serta kelam yang pernah di alami Koes Bersaudara ialah pernah meraskan dinginnya sel penjara yang dianggap sering menyanyikan lagu The Beatles yang mana grup band tersebut dari budaya Eropa. Pada saat itu kepemerintahan orde lama menganggap grup band yang menyanyikan lagu Barat memberikan dampak buruk bagi generasi muda. Namun hukuman yang diberikan Koes Bersaudara hanya berjalan tiga bulan saja dan pada tanggal 29 September 1965 semua anggota grup band tersebut dibebaskan dengan bersyarat untuk membantu pemerintah Soekarno untuk mengkampanyekan gerakan Ganyang Malaysia.

Tidak hanya merasakan pahitnya kehidupan, namun grup band ini pernah mengalami dinamika pergantian anggota personil. Mulanya anggota personil sebelum grup band Koes Plus yang dahulu Koes Bersaudara beranggotakan Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo, Nomo Koeswoyo dan Jon Koeswoyo. Namun Jon Koeswoyo tidak bertahan lama lalu kemudian ia memilih untuk keluar dari band tersebut. Keluarnya Jon Koeswoyo menyisakan empat personil band saja pada saat itu. Seiring berjalannya waktu, Nomo Koeswoyo dan Yok Koeswoyo keluar dari grup band Koes Bersaudara membuat Tonny Koeswoyo sebagai petinggi band harus mengambil langkah cepat untuk mengisi kekosongan dari anggota bandnya. Setelah mengambil keputusan, kemudia Tonny Koeswoyo memilih Murry sebagai pemain drum dan Totok A.R sebagai pemain gitar bass menggantikan Yok Koeswoyo untuk mengisi kekosongan anggota personil.

Dari sinilah nama Koes Plus tercipta dan memiliki arti serta makna yang sangat mendalam. Kata "Koes" memiliki arti keluarga, serta kata "Plus" berarti tambahan dua orang dari luar yang bukan anggota keluarga dari Koeswoyo. Seiring dengan berjalannya waktu tak lama kemudian Yok Koeswoyo kembali bergabung dengan Koes Plus. Bergabungnya kembali Yok Koeswoyo membuat Totok A.R sebagai personil pengganti memilih keluar dari grup band tersebut dan terciptalah sebuah formasi personil yang paling dikenal dan selalu dikenang sampai saat ini yakni Tonny Koeswoyo sebgai pemain gitar melodi, Yon Koeswoyo sebagai pemain gitar pengiring, Yok Koeswoyo sebagai pemain gitar bass dan Murry sebagai pemain drum.

Setelah melewati perjalanan kehidupan yang penuh dengan lika-liku, kini pada tahun 1970an menjadi era kesuksesan grup band Koes Plus serta grup band Indonesia lainnya. Kemajuan industry musik di tahun 70an tidak terlepas dari sang pionir seperti Koes Plus yang mana pada saat itu kerap memainkan lagu ciptaannya sendiri serta sukses dengan penjualan albumnya. Namun untuk mencapai kesuksesan dan mencapai puncak kejayaan tidaklah mudah di dapatkan bagi grup band Koes Plus. Pada awal fase berkarya nya, Koes Plus sangat sulit mendapatkan simpati dari masyarkat Indonesia. Hal ini dirasakan pada album pertamanya yang berjudul "Dheg Dheg Plas". Di dalam album tersebut terdapat beberapa lagu diantaranya seperti "Cintamu T'lah Berlalu", "Derita", "Kelalawar", "Manis dan Sayang" dan "Kembali ke Jakarta". Piringan hitam dari album "Dheg Dheg Plas" sempat ditolak oleh toko-toko kaset dan bahkan lagu "Kelalawar" yang ada di dalam albumnya sempat menjadi bahan tertawaan oleh mereka. Keteguhan hati serta ketekunan dalam bermusik membawa Koes Plus berhasil melewati fase sulit itu. Album yang dahulunya sempat di tolak oleh toko-toko kaset kini mulai diputar di radio-radio dan mendapatkan respon positif dari para pendengar dan menjadi barang yang sangat dicari bagi para penikmat musik di Indonesia. Lagu yang berjudul "Kelalawar" yang dulunya pernah menjadi bahan tertawaan, kini menjadi pemicu atau pematik keberhasilan bagi album pertama Koes Plus. Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, akhirnya berdasarkan majalah The Rolling Stones Indonesia album "Dheg Dheg Plas" ini masuk kedalam urutan 150 album terbaik di Indonesia dan menduduki peringkat ke-4.

Puncak masa kejayaan Koes Plus tidak hanya sampai di album "Dheg Dheg Plas" saja. Kini Koes Plus mulai aktif mengisi acara di radio hingga acara-acara seperti pesta serta menjadi simbol identitas atau panutan bagi kalangan muda baik yang aktif di dunia musik maupun masyarakat biasa.  Pada dekade 1972-1976 juga menjadi masa kejayaan Koes Plus lewat lagunya yang banyak mewarnai berbagai macam aspek kehidupan masyarakat Indonesia seperti lagi "Lagu Nusantara I" (Volume 5), "Oh Kasihku" (Volume 6), "Mari-Mari" (Volume 7), "Diana" dan "Kolam Susu" (Volume 8), "Muda Mudi" (Volume 9), "Bujangan" dan "Kapan-kapan" (Volume 10), "Lagu Nusantara V" (Volume 11), "Cinta Buta" (Volume 12) lagu-lagu Pop ciptaan Koes Plus tersebut mampu merajai dunia permusikan di Indonesia pada waktu itu.

Semangat serta ketekunan Koes Plus dalam bermusik membuatnya sering mendapatkan penghargaan prestasi dari hasil produktifitasnya selama ia mendedikasikan hidupnya secara penuh untuk bermain musik. Berikut penghargaan serta prestasi yang Koes Plus dapatkan sebagai berikut:

  1. Pada tahun 1974 Koes Plus berhasil mengeluarkan 22 album yang terdiri dari beberapa lagu baru, album "The Best", serta album instrumentalia.
  2. Pada tahun 1975 Koes Plus berhasil mengeluarkan 6 album
  3. Pada tahun 1975 Koes Plus pernah menjadi grup musik dengan bayaran termahal untuk setipa kegiatan konser bermusiknya. Pada masa itu bayaran setiap kegiatan konser bermusik Koes Plus menyentuh di angka 3.750 Juta Rupiah. Bayaran tersebut bila dibandingkan dengan masa sekarang mungkin sebanding dengan 200-300 Juta Rupiah.
  4. Pada tahun 1976 Koes Plus berhasil mengeluarkan 10 album.
  5. Pada tahun 1992 Koes Plus mendapatkan penghargaan melalui "Legenda BASF Award" atas dasar pengabdiannya dalam perkembangaan musik.

Pahit dan manisnya kehidupan bermusik Koes Plus sudah mereka rasakan semua. Mulai dari pahitnya kehidupan di dalam bui yang dianggap pada saat itu meracuni generasi muda lewat gayanya yang kebarat-baratan serta sering menyanyikan lagu The Beatles di setiap pertunjukan musiknya. Namun tidak bisa kita ragukan lagi produktifitas dari kelompok musik ini yang mana pada saat menjalankan hukuman penjara ia tetap menciptakan sebuah lagu yang sangat terkenal berjudul "Hidup Dalam Bui", "Jadikan Aku Dombamu", "To The So Called The Guilties", dan "Balada kamar 15".

Tidak hanya pahitnya kehidupan saja yang mereka rasakan, namun manisnya kehidupan juga pernah mereka rasakan lewat kesuksesannya dalam penjualan album serta lagu-lagunya yang sangat menginspirasi banyak orang serta pernah menjadi salah satu grup band dengan bayaran termahal. Manisnya kehidupan yang pernah Koes Plus rasakan antara lain, pernah menjadi grup band tersolid serta kompak, dimana dari grup band tersebut tidak pernah terdengar kabar buruk seperti bubar atau berhenti bermain musik. Solidnya band tersebut serta kekompakan anggotanya hanya kuasa Tuhan lah yang bisa memisahkan mereka semua. Pulangnya Tonny Koeswoyo ke pangkuan sang pencipta pada tanggal 27 Maret 1987 dan disusul Murry pada tanggal 1 Februari 2014 serta Yon Koeswoyo pada tanggal 5 Januari 2018, hal ini menjadi sangat pilu dirasakan baik dari anggota keluarga band Koes Plus serta seluruh penikmat grup tersebut. Hingga kini anggota Koes Plus yang masih ada sampai saat ini hanya tersisa Yok Koeswoyo yang sudah berusia 78 tahun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun