Mohon tunggu...
aremania
aremania Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Salam satu jiwa!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesan Untuk Pengantin Baru

19 November 2011   16:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:27 2852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selamat menempuh hidup baru. Semoga bahagia selalu. Menjadi pasangan yang bahagia sampai kakek – nenek. Itulah ucapan yang sering diucapkan pada pengantin baru.

Inilah cara bagaimana bisa menjadi pasangan yang serasi dan bahagia sampai tua. Pesan kuno yang sudah ditinggalkan kaum muda yang banyak terpengaruh oleh budaya luar. Pesan ini sering disampaikan oleh orang (tua) Jawa tradisional bagi kaum perempuan. Mereka menyebutnya ‘ma lima‘ bukan ‘moh lima’ untuk kaum laki-laki.

1.Macak berarti merias diri.

Dalam budaya Jawa ada pepatah yang mengatakan ‘ajining raga saka busana, ajining diri saka lathi’ Keindahan atau kehormatan tubuh karena pakaian, keindahan atau kehormatan diri karena ucapan. Merias diri di sini bukan sekedar menggunakan tata rias untuk mempercantik wajah namun juga bagaimana menjaga kebersihan, kesehatan, danmempercantik tubuh (luar dan dalam) serta penampilan dengan pemakaian busana atau pakaian yang tepat agar lebih menarik. Lebih dari itu, mempercantik diri secara menyeluruh dengan segala sikap kita dengan tutur kata dan tindakan agar hubungan kita dengan pasangan senantiasa serasi. Kata-kata mesra dan pujian akan membuat pasangan kita tersanjung daripada kritikan dan sindiran.

2.Masak berarti memasak.

Dalam keluarga kontemporer di mana suami-istri juga bekerja demi tuntutan keuangan, dapur boleh dikatakan terpakai tidak lebih dari separuh kegunaannya. Harus diakui, wanita sekarang, terutama kaum feminis yang memperjuangkan kesamaan gender, ketrampilan memasak sering bahkan kurang dikuasai. Tidak ada salahnya, suami memasak bila memang istri lebih berhasil dalam pekerjaan. Namun pada saat-saat tertentu, jangan sampai istri melupakan tugas tradisional ini.

3.Manak dan momong berarti melahirkan dan mengasuh anak.

Pandangan yang keliru, bahwa perempuan mandul adalah wanita yang kurang sempurna sehingga ‘wajib’ diceraikan demi hadirnya sang buah hati. Padahal, melahirkan di sini bukan sekedar dalam arti ‘alamiah’ namun juga berarti ‘dapat atau bisa’ mendidik seorang anak sekalipun bukan anak kandung yang dilahirkannya. Jadi, melahirkan atau ‘manak’ di sini bukan hanya untuk perempuan saja tetapi berlaku juga bagi suami!

4.Malumah atau melumah berarti terlentang.

Melumah dalam bahasa Jawa, memang berarti terlentang. Namun terlentang di sini bukan berarti siap untuk bercinta. Arti sesungguhnya adalah, telapak tangan selalu menengadah untuk menerima bukan meminta. Menerima dengan penuh syukur atas segala yang kita dapat dari pasangan. Juga menerima segala keluh kesahnya atas segala yang dialaminya di luar rumah. Mendengar kisah indah pengalaman pasangan memang sesuatu yang membanggakan, tetapi hati terbuka akan ‘tekanan’ yang dialami di luar rumah sunggu sesuatu yang menyejukkan pasangan. Bukankah, hati kita juga tempat pasangan untuk berbagi?

5.Mangkureb atau mengkureb atau mureb berarti telungkup.

Demikian juga kata mureb di sini bukan berarti menelungkupkan tubuh seperti saat on top potition. Tetapi telapak tangan dalam posisi memberi. Memberi apa yang kita peroleh, dapat, atau yang kita punyai. Juga memberi waktu bagi pasangan untuk berbagi.

[caption id="attachment_143410" align="aligncenter" width="589" caption="Keluarga muda tradisonal lebih memahami tugas masing-masing"][/caption]

Tidak bisa dipungkiri, bahwa perkembangan jaman, pergeseran pandangan masyarakat terhadap budaya lokal akan pesan ini telah terjadi. Jika pesan ini dulu hanya berlaku bagi kaum perempuan, karena hanya urusan domestik rumahtangga. Kini, kaum pria atau suami juga wajib memahami bahwa kebutuhan keuangan dan karir serta kesetaraan gender tidak bisa dibendung lagi. Kaum wanita juga bisa terjun dalam urusan publik. Maka pesan ini juga berlaku bagi kaum pria atau suami.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun