Hampir lima tahun tidak pernah masuk Stadion Gajayana Malang, pagi hari tadi saya sengaja lari pagi santai di jalan-jalan sekitarnya.
Setelah 4 km, barulah masuk ke dalam stadion dan lanjut lari santai dua putaran sambil menikmati lintasan atletik yang bertaraf internasional. Tak jauh berbeda dengan Gelora Pancasila, Surabaya.
Gerbang utama stadion sudah sesuai standar internasional yang ramah bagi disabilitas. Ada jalur untuk mereka. Hanya saja untuk naik ke tribun penonton belum tersedia.
Di lobi stadion bagian kiri terpajang 108 karakter tokoh wayang topeng Malang seperti yang ada dalam kisah-kisah Panji.
Pagi tadi, hanya sedikit orang yang berolahraga di dalam stadion. Semuanya dilintasan atletik atau biasa dikenal track and field.Â
Tak lebih dari lima belas orang yang semuanya tampak penggemar atletik khususnya jarak pendek.
Bagian tepi lintasan sudah menggunakan rumput sintesis yang sangat bagus. Setara dengan jalur lintasan.
Stadion yang sangat bagus diharapkan bisa melahirkan kembali atlet-atlet berprestasi tingkat nasional dan regional. Seperti sprinter atau pelari jarak pendek dasawarsa 80an: Henny Maspaitela.Â