Selasar lantai 3 Rumah Sakit Panti Nirmala cukup sejuk untuk merebahkan diri istirahat setelah perjalanan sejauh 348 km dari Bantul ke Malang. Sekali pun sudah istirahat selama sehari, toh badan masih terasa lelah apalagi sebelum pulang ke Malang, sehari sebelumnya gowes sekitar Jogja sejauh 36 km.
Niat untuk menonton pertandingan sepakbola antara Arema dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen saya batalkan. Lebih baik istirahat di selasar rumah sakit sambil menjaga si tengah yang sedang dirawat karena serang demam berdarah.
Ketika rasa kantuk mulai bertambah telpon masuk.
"Lik Bas, aman ta?" Tanya seorang kemenakan yang sedang menonton langsung pertandingan antara Arema vs Persebaya.
Dari hape terdengar suara kegaduhan yang tidak jelas. Saya pun menjawab singkat, "Aman..." Tapi tak ada jawaban.
Dua jam kemudian mendengar Tragedi Kanjuruhan menelan korban puluhan suporter meninggal dunia. Saya pun kaget. Dan bertanya dalam hati 'kok bisa terjadi?' Keesokan paginya lebih kaget mendengar korban Tragedi Kanjuruhan lebih dari 100 orang. Semakin kaget lagi tiga orang terdekat menjadi korban.
Saya memang selamat karena harus menjaga si tengah yang terbaring di rumah sakit karena demam berdarah sehingga tidak jadi nonton Arema vs Persebaya. Saya selamat tapi saya tetap dilanda kesedihan.