Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tirta Amerta, Kendi Nusantara, dan Pawang Hujan

22 Maret 2022   14:53 Diperbarui: 23 Maret 2022   07:33 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para kepala desa Suku Tengger perwakilan dari Malang, Lumajang, Probolinggo, dan Pasuruan menerima tirta merta dari Sendang Widodaren. Dokumen pribadi

Dua peristiwa budaya tradisional menjadi sebuah perbincangan nasional dalam beberapa hari terakhir. Pertama Kendi Nusantara dan kedua pawang hujan.

Aneka pendapat bermunculan dan berseliweran di jagad maya. Mulai dari yang tidak pernah tahu selain mendengar dan dari yang tahu serta mengalami.

Pertama mengambil air suci.

Air suci yang dimaksud adalah air yang diambil dari sumber alami, seperti: sumur, sendang (danau kecil), coban (air terjun), belik atau mata air yang keluar dari tebing, umbulan atau mata air yang keluar dari dasar sebuah sendang, sumber mata air pertama dari sungai, gua (bisa dari tetesan atau rembesan atau pun sungai di dalam goa).

Air ini biasa disebut tirta merta dari kata tirta amerta atau toyo merta dari kata toyo amerta yang artinya air suci.

Pada masa lalu sumber-sumber alami ini diyakini bisa membawa kesembuhan, mempercantik, serta membuat awet muda. Karena khasiat ini maka sumber-sumber ini banyak didatangi para raja atau setidaknya penggedhe keraton.  Selanjutnya sumber ini disebut patirtan. 

Air suci atau tirtamerta pada masa kini biasa dipakai untuk memercik dalam arti membersihkan dan memberkati dalam ritual membuka sebuah lahan dan pembangunan sebuah gedung. Ritual ini tujuannya untuk memberitahu para penghuni kasat mata tempat tersebut agar tidak terganggu dan mengganggu. Jadi ritual ini bukan sebuah exorcist sebab bukan untuk menyuruh pindah apalagi mengusir mereka.

Selain masyarakat biasa, banyak juga para kontraktor dan pengusaha menggunakan jasa para dukun untuk melakukan ritual ini untuk mengawali pembukaan lahan dan sebelum peletakan batu pertama atau penggalian penanaman pasak bumi.  Juga untuk renovasi sebuah gedung seperti hotel, pabrik, dan tempat pertemuan. 

Pada masa kini, air suci ini masih sering digunakan dalam sebuah ritual siraman yakni memandikan calon pengantin putri. Khusus untuk siraman ini tirtamerta diambil dari tujuh sumber berbeda yang mempunyai arti semoga dalam tujuh hari kehidupan yang terus berjalan si wanita  selalu segar, cantik, menarik, dan juga bersih hatinya di mana pun berada. 

Siraman calon pengantin wanita. Dokumen pribadi.
Siraman calon pengantin wanita. Dokumen pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun