Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Vegetarian ala Pokdarwis Kaswangga di Situs Ngawonggo, Malang

18 Februari 2021   09:24 Diperbarui: 20 Februari 2021   01:38 1603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa mawa cara negara mawa tata sebuah peribahasa dalam budaya Jawa yang artinya setiap daerah mempunyai adat istiadat serta tata cara yang berbeda. Hal ini berlaku juga di tempat wisata Situs Patirtan Ngawonggo yang dikelola oleh Pokdarwis Kaswangga di Desa Ngawonggo sekitar 20 km di timur kota Malang. 

Beda dalam suasana, menyambut tamu, destinasi yang ditampilkan dan yang cukup unik adalah sajian makanan yang disuguhkan. Untuk mengetahui keunikannya dalam sajian makanan kita membaca dulu tata tertib yang tertulis di sebuah papan yang ada di samping kiri pintu masuk Situs Patirtan Ngawonggo, terutama tata tertib no 3.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Wedang tomboan ijo dan tomboan abang, Dokumen pribadi
Wedang tomboan ijo dan tomboan abang, Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Meracik minuman,Dokumen pribadi.
Meracik minuman,Dokumen pribadi.
Sesuai dengan aturan nomer 3, maka sajian makanan dan minuman yang disajikan hanya berasal dari tumbuhan yang merupakan hasil bumi dari wilayah sekitar Desa Ngawonggo. Ini berarti juga setiap pengunjung tidak boleh membawa makanan dan minuman dari luar yang mengandung unsur hewani. 

Pengelola pun tidak menjual makanan dan minuman dalam kemasan. Dan sebaiknya, setiap pengunjung tidak perlu membawa makanan dari luar dalam bentuk apa pun karena makanan dan minuman telah disediakan oleh pengelola. Sajian makanan dan minuman ini pun diberikan tanpa tarif yang dipatok. 

Tetapi pengunjung dapat mengganti beaya sajian makanan dan minuman sesuai dengan kemampuan dan keinginan sebagai tali asih yang hasil untuk mengganti bahan makanan dan beaya memasak serta mengelola Situs Patirtan Ngawonggo. Ini juga berlaku saat memberi uang asih untuk parkir.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Di depan gerbang kedatangan kita akan disambut Mas Yasin yang akan menawarkan tempat duduk di bawah rindangnya rerimbunan bambu petung, jawa, dan apus serta pepohonan besar seperti wadang, durian, dan waru gunung. 

Sebagai sajian pembuka kita bisa meminta minuman unik semacam wedang uwuh dengan bahan seperti kapulaga, cengkeh, jae merah, pekak, kayu manis, dan jinten. 

Ada tiga macam minuman yang disajikan yakni tomboan abang, tomboan ijo, dan temu guyon. Disebut tomboan karena minuman ini bisa menyembuhkan beberapa penyakit seperti sariawan, pegal linu, kembung, mules, dan kepala pusing. Yang disebut dengan temu guyon karena bahan dan rasanya yang berbeda  dan membuat kita penasaran. 

Untuk makanan sajian pembuka disediakan jajanan tradisional seperti foto-foto di atas. Cara penyajiannya pun menggunakan layah atau cobek dengan dialasi daun pisang tanpa menggunakan kertas dan plastik untuk menghindari sampah anorganik termasuk juga pemakaian sabun cuci untuk membersihkan tempat dan alat makan. Cara memakannya pun memakai tangan atau membuat sendok dari daun pisang yang dalam budaya Jawa disebut suru.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Bungko kacang. Dokumen pribadi
Bungko kacang. Dokumen pribadi
Botok luntas. Dokumen pribadi
Botok luntas. Dokumen pribadi
Daun beluntas siap dimasak. Dokumen pribadi
Daun beluntas siap dimasak. Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Kenyang dengan sajian pembuka, pengunjung bisa berkeliling kebun yang berupa hutan bambu atau menyusuri tepi Kali Dawuhan dan Kali Mantenan serta melihat Situs Patirtan Ngawonggo. Jika membutuhkan pendamping, Mas Yasin yang tampak sangar akan dengan senang hati menemani  dan menjelaskan dengan ramah. 

Lelah keliling yang membuat lapar, pengunjung kembali ke gubug bambu tempat istirahat untuk menikmati sajian makan siang berupa nasi jagung dengan sayur urap-urap dan lodeh, serta lauk botok beluntas, bungko - semacam botok tapi bahan utamanya kacang, tahu tempe menjes, krupuk, Tentu saja sambel lombok yang pedasnya membuat kapok lombok. Kapok karena kepedasan tetapi selalu mengambil lagi. 

Kami yakin Anda, para pembaca sangat tertarik untuk berkunjung. Komunitas Bolang siap menemani. Ditunggu. Tapi BDD: bayar dhewe-dhewe.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun