Sebagai seorang mantan guru, tentu punya banyak pengalaman yang menarik kala masih mengajar. Pengalaman menghadapi siswa dengan berbagai karakter dengan keunikan masing-masing serta dari latar belakang yang berbeda.
Demikian juga dalam menghadapi orangtua dan wali murid yang berbeda pula. Semua membawa dinamika kehidupan dalam menjalankan tugas. Senang, bahagia, kecewa, dan mungkin sakit hati karena menghadapi orangtua yang 'nakal' adalah hal yang harus diterima dengan penuh kesabaran seperti halnya menghadapi siswa yang unik.
Nakalnya orangtua lebih banyak harus diterima dengan mengelus dada daripada menghadapi siswa unik yang harus ditanggapi dengan senyuman dan keceriaan. Tapi syukurlah orangtua nakal jumlah tak terlalu banyak walau lebih banyak daripada siswa 'nakal'
Salah satu catatan pengalaman yang membuat penulis cukup bangga dan bahagia yakni saat bertemu dengan seorang wali murid yang berprofesi sebagai polisi. Kala itu sedang jam istirahat ke dua dan bertepatan dengan waktu pulang kelas rendah, yakni kelas 1 dan 2. Sedang penulis sendiri sedang piket menjaga ketertiban di halaman sekolah.
Tertarik dengan cerita anak-anak tadi, sang polisi ini langsung sedikit menjelaskan cara awalan atau start sebelum lari jarak pendek atau sprint. Selanjutnya memberi contoh dan menyuruh anak-anak menirukannya.
Sebagai seorang guru olahraga yang mengetahui bahwa cara awalan atau start dalam lari jarak pendek atau sprint belum diajarkan pada kelas kecil, penulis tak melarangnya atau sekedar memberitahu bapak polisi ini.
Sebab apa yang dilakukan Beliau bukanlah mengajar atau melatih tetapi untuk mempererat hubungan antara Beliau dengan teman-teman anaknya yang sekolah di sana. Dan secara tak langsung mengenalkan institusi kepolisian dan polisi aparat dan lembaga yang dekat dengan seluruh lapisan masyarakat. Termasuk juga pada siswa-siswa sekolah dasar.Â
