Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Corina... Corina

21 Maret 2020   04:00 Diperbarui: 21 Maret 2020   14:43 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuan Albert sungguh amat marah ketika mendengar dari dua gembala sapinya, Ernest dan Brian bahwa dua ekor kuda kesayangannya mati mendadak di dalam istalnya. Dua ekor yang sering dipakai menggembalakan sapi di padang rumput bersama almarhum Janet istrinya dan Corina putrinya, kini sudah terkubur di kanan istal.

"Aku tak mau lagi ada kenangan manis dengan Black and Brown," kata Tuan Albert dengan menyebut dua nama kuda kesayangan itu setelah penguburan yang dilakukan di sudut selatan ranknya.

"Sekarang bongkar dan bakar istal itu!" lanjut Tuan Albert sambil melihat Ernest dan Brian yang tampak kelelahan setelah menggali tanah untuk kuburan Black and Brow Belum setahun Janet, istri Tuan Albert meninggal karena sakit setelah jatuh di dalam istal kala membantu Tuan Albert memberi makan kudanya dan kini Black 'n Brown menyusulnya tanpa sebab jelas.

"Tuan....," kata Brian mencoba merayu menggagalkan permintaan tuannya untuk membongkar istal itu. Tuan Albert diam saja lalu melangkah meninggalkan mereka.

Corina memandang dan memberi tanda dengan menggelengkan kepala agar Ernest dan Brian tak tergesa membongkar istal itu. Dua gembala itu mengangguk pelan.

0 0 0

"Tak seharusnya kita membongkar istal itu," kata Corina pada papanya saat menikmati menikmati pancake buatannya kala mereka sudah di beranda rumahnya.

Tuan Albert tetap diam dalam duduknya sambil menyandarkan diri di kursi dan menutup wajahnya dengan laken. Terbayang kala ia memadu kasih dengan Janet di istal yang baru dibangunnya untuk dua kuda muda yang juga baru dibelinya untuk mereka berdua berbulan madu di sekitar padang rumput sambil menggembalakan sapi-sapi mereka.  Di istal itu pula, Tuan Albert dan Janet sering bermain bersama si kecil Corina putri satu-satunya yang kelahirannya hampir merengut nyawa Janet akibat placenta previa selama kehamilannya.

"Papa tak mau berandai-andai tapi juga tak mau ada kejadian yang lebih menyedihkan lagi di sini. Kematian Black 'n Brown hanya selang dua hari setelah kau pesta kebun ulangtahunmu di depan istal itu," kata Tuan Brown sambil membuka lakennya.

"Papa menganggap kami melakukan kesalahan atas kematian Black 'n Brown?" tanya Corina setengah terkejut.

"Ah sudahlah, mulai saat ini rank ini akan ditutup dan anak-anak muda tak boleh ke sini. Papa menyayangimu Corin....." lanjut Tuan Albert lalu berdiri dan mencium kening Corina dan segera keluar menunggang si putih, kuda kesayangannya yang lain. Entah kemana. Dari balik jendela Corina melihat ayahnya berbicara serius dengan Ernest dan Brian di depan istal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun