![[CERPEN] Istriku Aneh](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/08/02/grimace-388987-1280-66acdc81ed641528a33ad412.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
![[Cerpen] Bangkit dari Keterpurukan](https://assets-a1.kompasiana.com/statics/2019_kompasiana/desktop/images/headline-blank-vsmall.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
![[Cerpen] Jalan Menuju Rindu](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/09/16/jalan-menuju-rindu-66e84fc034777c79ba7b8f24.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
Tak berapa lama kepergian Tuan Albert, seorang pemuda dengan naik kuda datang di ranknya namun di depan pagar ia telah dicegah Brian untuk memasukinya.
"Maaf Tuan Andrew, tak ada yang diperkenankan masuk ke rank ini oleh Tuan Albert," kata Brian
"Kami sudah ada janji hari ini kami akan bertemu juga dengan Corine dan Tuan Albert," jawab Andrew sambil memandang ke arah rumah Tuan Albert yang hanya berjarak 50m saja. Di depan pintu tampak Corina ingin melangkah keluar namun dicegah oleh Ernest.
"Okeylah...katakan saja padanya kalau aku mencintainya," kata Andrew sedih namun masih melemparkan senyum dan melambaikan tangan pada Corina. Corina pun menuruni tangga teras rumahnya dan ingin lari menemui Andrew yang akan pergi dengan kudanya.
"Nona....janganlah membuat Tuan Albert marah lagi kepada kami," kata Ernest memohon. Corina hanya terdiam. Setitik airmata menetes di pelupuknya kala Andrew memacu kudanya sambil berteriak: Corina.......Corina....
