Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Senyum Manismu yang Menggoda

29 Agustus 2019   15:38 Diperbarui: 29 Agustus 2019   15:58 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nggih niku wau...." (Barusan itu tadi...)

"Kadose kok mboten wonten tiyang estri niki...." (Sepertinya tak ada wanita ini tadi...) Kata Pak Sutak sambil meminta Bu Sutak dan anak-anaknya untuk melihat. Dan semua menggelengkan kepala tak melihat dan mengenal wanita itu.

"Halaaaa.... Mas Ukik mau pamer calon istrinya yang ke duaaaaa...." ledek Bu Sutak.

Setelah menyantap tiga suap nasi, aku pamit Pak Sutak untuk makan bersama keluarga lain yang ikut nyadran. Tentu saja sambil jelalatan mencari wanita tadi. Tak kutemukan di antara ratusan warga yang ikut nyadran.

Kala makan bersama keluarga Pak Tuyar, Mas Buasan, atau pun dengan keluarga lainnya selalu kutanyakan tentang wanita tadi. Bukan hanya penasaran karena senyumnya tetapi aku merasa tak pernah melihat wanita ini seperti juga kebanyakan mereka yang kutanya. Selalu menggelengkan kepala.

Jam 12 siang pemakaman mulai sepi. Semua orang mengikuti sesepuh dan perangkat desa kembali ke desa diiringi seni jaran kencak dan bantengan.


Aku yang penasaran masih termangu dan mencari wanita itu. Teriakan istriku tak kugubris termasuk salah satu putriku yang cukup lantang berseru,"Bapak masih nunggu temannya. Para lelembut...."

Tak mau terbakar teriknya matahari pertengahan musim kemarau di tengah kuburan, aku pun beranjak pulang. Kuraih tas kamera yang terletak di ujung depan sebuah makam. Kala kuangkat tas tampak sebuah kresek putih. Kuambil dan kubuka. Tampak segulung tali atau kain mori pembungkus mayat dan segumpal tanah kuburan. Entah siapa yang menaruh.

Di batu nisan itu tertulis dengan agak kabur: ....wafat Jumat Legi....1976. Kuambil kain mori dan tanah kuburan itu. Ada kepercayaan bisa digunakan untuk sesuatu yang menakutkan. Untuk apa? Biarlah aku yang tahu....

Sesobek kain kafan dan tanah kuburan. Dokpri
Sesobek kain kafan dan tanah kuburan. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun