Adanya penyempitan lintasan yang hanya berjarak tak kurang dari 50cm dari Kali Sundeng sedang di sisi kanan jurang tepi Sungai Bango juga menggoda keberanian. Selain itu turunan dan tanjakan 45 derajat yang licin karena berupa cadas yang tertutup dedaunan bambu yang rontok, terhalang bambu yang roboh, atau melintasi jembatan bambu reot, sehingga sepeda harus dituntun bahkan diangkat merupakan tantangan tersendiri.
Sebelah kiri tampak tebing Sungai Bango yang curam. Dokpri
Di tiga titik, memang ada tiga kolam pemancingan yang cukup ramai dan satu jembatan kecil permanen sebagai jalan tembus menuju komplek perumahan atau pusat kota tetapi sepanjang tepian Sungai Bango dan Kali Sundeng yang kami lintasi adalah suasana alami tepi hutan. Suasana yang amat berbeda jauh dengan hiruk pikuknya Malang yang macet. Sebuah tempat yang dulu cukup ramai seperti kala saya masih menjadi Pembina Pramuka pada tahun 78 hingga 84 dan sering mengajak anggota Penggalang dan Penegak jelajah alam dengan jalan kaki menuju mataair Wendit dan mandi di sana. Â
Kini tepian Sungai Bango dan Kali Sundeng menjadi hutan bambu padahal kiri kanannya yang hanya berjarak sekitar 100m saja terbentang puluhan komplek perumahan kelas menengah dan kelas atas. Semoga saja Sungai Bango dan Kali Sundeng tetap menjadi sungai yang memberi kehidupan bukan tempat pembuangan limbah seperti yang terlihat di beberapa titik.
Lestari alamku....
Kali Sundeng melintas di atas pertemuan Sungai Bango dan Kali Wendit. Dokpri
Jembatan dan Dam Kali Sari pembagi Sungai Bango dan Kali Sundeng tepat di perbatasan timur kota dan kabupaten. Dokpri
Jalur jelajah dari tangkap layar Google.
Lihat Nature Selengkapnya