Mohon tunggu...
ardy nailiu
ardy nailiu Mohon Tunggu... -

Anak Timor yang suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kamu Harus Tahu Risiko Mengonsumsi Daging Anjing

26 Februari 2018   06:14 Diperbarui: 26 Februari 2018   06:18 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hewan anjing adalah peliharaan dan bahkan hewan kesayangan. Namun di beberapa daerah di Indonesia, orang masih mengonsumsi daging anjing. Ada banyak istilah untuk mendefenisiskan daging anjing. 

Di Manado, Minahasa dan Kupang, daging anjing dikenal dengan istilah eRWe , singkatan dari rintek wuuk (bahasa Manado: "bulu halus"), suatu eufemisme untuk anjing. Masakan Batak mengenal masakan daging anjing yang diberi kode B1, dari kata biang (bahasa batak: "anjing"). 

Di beberapa kota di Jawa seperti Solo dan Yogyakarta, sebutan tongseng daging anjing adalah sengsu, singkatan dari tongseng asu (bahasa Jawa: "tongseng anjing").

Kompas.com pada lamannya menulis, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah mengatakan, tahun 2017, Solo menjadi kota dengan konsumsi daging anjing tertinggi di provinsi itu. 

Dinas Peternakan mencatat, setidaknya 400 anjing dipotong setiap hari. Angka ini meningkat drastis dari hanya 63 anjing yang dipotong pada 2015. Selain di Solo, riset yang dilakukan Yayasan Perubahan untuk Hewan (CFAF) menunjukkan, level konsumsi daging anjing juga amat tinggi di Provinsi Sulawesi Utara. 

CFAF menemukan, setidaknya 8.000 anjing, termasuk hewan yang dicuri dari kediaman warga atau diambil di jalanan, dipotong setiap pekannya. Sementara data lain yang disajikan Tirto.id menyebutkan, setiap hari, diperkirakan ada sekitar 215 ekor anjing dibunuh untuk dikonsumsi di Yogyakarta.

Kenapa daging anjing mau dikonsumsi? Menurut Kompas.com, di wilayah Surakarta dan Yogyakarta, daging anjing memang dikenal bisa menyembuhkan penyakit. Lebihlanjut dijelaskan, setiap 100 gr daging anjing mengandung energi sebesar 198 Kkal, protein 24,6 gr, lemak 10,5 gr dan karbohidrat 0,9 gr. Namun hingga saat ini, belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa daging memang berkhasiat.

Alih-alih berkhasiat, menurut para ahli, risiko yang bisa dimunculkan dari mengonsumsi daging ajing lebih bisa dibuktikan. Berikut akan dirangkum risiko mengonsumsi daging anjing:

Bahaya penyakit Rabies

Daging anjing yang dikonsumsi bisa membahayakan orang karena beresiko menularkan rabies. Daging anjing yang diolah biasanya tidak bersumber dari peternakan. Berbeda dengan daging ayam atau sapi yang relatif diambil dari peternakan. Kompas.com menulis, menurut drh. Sunarto, M.Si, dosen Fakultas Peternakan Universitas Sebelas Maret Surakarta, hingga saat ini yang menjadi kekhawatiran adalah penyakit rabies pada anjing. Karena tak bersumber dari peternakan, maka daging anjing punya potensi besar menularkan rabies maupun penyakit lainnya.

Bahaya bakteri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun