Saat akhir pekan tiba, sering kali kita mencari tempat pelarian yang tidak hanya indah, tetapi juga menawarkan pengalaman yang otentik dan berbeda. Jika menyebut Magelang, mungkin yang terlintas pertama kali adalah Candi Borobudur. Namun, tak jauh dari sana, tersembunyi sebuah permata bernama Desa Ngrajek di Kecamatan Mungkid, sebuah desa yang hidup dan bernapas dari air.
Kami dari tim KKN PPM UGM beberapa waktu lalu berkesempatan untuk menyelami kehidupan desa ini dan menemukan sebuah konsep luar biasa yang mereka sebut :
"Minawisata"Â
Sebuah harmoni sempurna antara pariwisata berbasis perikanan dan kearifan lokal. Ini bukan sekadar desa ikan biasa; ini adalah sebuah ekosistem lengkap yang siap untuk dijelajahi.
- Semua Bermula dari Mata Air yang Tak Pernah Kering
Perjalanan kami di Ngrajek dimulai dari titik nol kehidupannya:Â
Tuk Ngudal. Sesuai namanya, "Tuk" (mata air) dan "Ngudal" (meluap), tempat ini adalah sumber anugerah berupa air jernih yang melimpah sepanjang tahun. Air dari kolam alami inilah yang menjadi nadi bagi seluruh desa, mengalir deras ke ribuan kolam di seluruh desa.
- Sentra Budidaya Ikan
Di Sentra Budidaya inilah jantung ekonomi desa berdetak kencang. Sejak tahun 1960-an, kawasan ini telah menjadi pusat pembenihan ikan air tawar yang bersejarah di Jawa Tengah. Hampir setiap rumah adalah galeri ikan, tempat para ahli perikanan dari generasi ke generasi membesarkan beragam ikan, dari nila konsumsi hingga koi yang mempesona.Â
- Minapadi