Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Iran Akan Membalas Bila Diserang Israel

17 Juni 2025   06:49 Diperbarui: 19 Juni 2025   07:38 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Serangan Israel yang terjadi pada Jumat 13/6/2025 ke Iran tidak didiamkan oleh negara para mullah itu. Iran tak lama kemudian melakukan serangan balasan ke Tel Aviv. Baku serang dengan meluncurkan ratusan drone, pesawat terbang, dan rudal mengakibatkan kerusakan fasilitas umum, gedung, dan korban jiwa di kedua negara.

Perang Israel-Iran pastinya menimbulkan ketegangan tidak hanya di Timur Tengah namun juga dunia. Di tengah masih berlangsungnya Perang Rusia-Ukraina, agresi militer Israel ke Gaza, dan ketegangan India-Pakistan, Perang Israel-Iran bisa menjadi pemicu semakin meluasnya peperangan di berbagai wilayah dunia hingga bisa memunculkan Perang Dunia III.

Kalau kita telisik, serangan Israel ini bukan kali pertama. Sebelumnya negara itu juga pernah melakukan serangan ke Iran dengan berbagai skala. Iran pun juga melakukan pembalasan. Nah apakah serangan pada hari jumat itu berlanjut dan akan menjadi perang terbuka dan berkepanjangan? Sepertinya perang Israel-Iran tidak akan berkepanjangan. Alasannya, 'pertama', tujuan penjajahan Israel adalah mendirikan bangsa di tanah Palestina. Nah proses ini masih terjadi di sana. Aksi penjajahan Israel secara militer bisa mulus namun dari segi hukum internasional, ia mendapat tantangan dari dunia internasional. Meski sudah banyak negara membuka hubungan diplomatik dengan Israel namun masih banyak juga negara yang tidak mau membuka hubungan diplomatik.

Berbagai sanksi pun dijatuhkan oleh lembaga-lembaga internasional pada pemimpin negara Israel. Di sinilah Israel masih dikucilkan oleh dunia apalagi agresi militer ke Gaza yang membabi buta membuat semakin banyak negara yang sebelumnya mendukung menjadi mencabut dukungan.

Masalah inilah yang mengukung Israel sehingga dia tidak berpikir akan melakukan perang berkepanjangan dengan Iran. Israel masih berfokus pada Gaza dan wilayah perbatasan Palestina. Invasi militer Israel ke Iran sulit terjadi sebab jarak Palestina (di mana Israel menjajah di sini) dengan Iran sangat jauh, dibatasi oleh Irak, Suriah, dan Jordania, sehingga tak mungkin perang darat Israel-Iran terjadi.

'Kedua', serangan Israel ke Iran dengan sasaran fasilitas nuklir dan ilmuwan nuklirnya merupakan serangan 'titipan' Amerika Serikat. Israel adalah proxy war Amerika Serikat dan negara Eropa untuk menghadapi negara-negara di kawasan Timur Tengah. Seretnya perjanjian nuklir antara Iran dengan Amerika membuat Amerika merasa kesal. Nah untuk melampiaskan kekesalan itulah Amerika membiarkan Israel melakukan serangan ke Iran. Jadi Amerika menggunakan Israel untuk menekan Iran dari berbagai kepentingan mulai dari soal nuklir, minyak, dan keberpihakkannya pada kemerdekaan Palestina.

Ketika, misalnya perjanjian nuklir bisa disepakati dan Iran dirasa sudah tidak agresif, maka Israel tidak diperlukan lagi sebagai proxy war kepada Iran. Selama Iran masih dianggap berbahaya oleh Amerika maka di situlah Israel akan terus melancarkan serangan ke Iran dengan berbagai dalih padahal apa yang dilakukan itu merupakan proxy war Amerika.

'Ketiga', Iran juga berpikir seribu kali bila hendak melakukan perang berkepanjangan dengan Israel sebab bagi Iran perang dengan Israel adalah berperang dengan Amerika dan sekutunya, baik sekutu lama negara-negara Eropa maupun sekutu baru negara-negara di Timur Tengah. Selama ini Israel bisa unggul dan sukses dalam melakukan penjajahan karena didukung persenjataan, intelejen, dan back up yang kuat dari Amerika dan sekutunya. Dukungan inilah yang membuat Israel menjadi kuat dan digdaya di Timur Tengah. Tanpa dukungan itu, Israel pastinya sudah hengkang dari Palestina sejak dulu.

Faktor inilah yang dipikirkan Iran bagaimana ketika berperang dengan Israel. Dari segi logistik Israel yang didukung Amerika dan sekutunya akan lebih kuat dan memiliki nafas panjang dalam berperang. Berharap pada Rusia sepertinya negara ini juga kerepotan berperang dengan Ukraina sebab Ukraina juga di-back up oleh negara-negara Eropa seperti Jerman dan Perancis. 

Dalam kondisi yang demikian, Iran lebih memilih menunggu dalam perang dengan Israel. Ia tidak akan melakukan serangan yang pertama namun Iran tetap akan membalas bila diserang. Jadi perang ini berlanjut atau tidak tergantung pada Israel.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun