Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sukses Asian Gamesnya, Cantik Jakartanya

10 Juli 2018   11:59 Diperbarui: 12 September 2018   07:56 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ketika Indonesia dipilih oleh Asian Games Federation (AGF) menjadi tuan rumah atau penyelenggara Asian Games IV tahun 1962, Soekarno tak sekadar membangun infrastruktur olahraga yang monumental, seperti Stadion Senayan, yang sekarang bernama Stadion Gelora Bung Karno (GBK), namun juga membangun sarana pendukung yang membuat Jakarta menjadi kota modern, cantik, dan selevel dengan kota-kota besar di Asia lainnya.

Soekarno mendengar dari panitia bahwa Asian Games, peserta yang akan datang di Jakarta sebnayak 1.460 atlit, itu belum termasuk supporter dan tim lainnya. Untuk menampung dan menyambut peserta dan supporter yang datang dari 12 negara tentu perlu fasilitas yang besar, lapang, dan lega.

Untuk itu Bandar Udara Kemayoran diperluas dan dipercantik untuk menyambut kedatangan para atlit  dari luar negeri. Sebagai bandar udara yang berada di kawasan Jakarta bagian utara para atlit, official, dan pendukung dari negara luar pastinya akan melintasi jalan-jalan protokol untuk menuju Komplek Asian Games yang berada di Senayan, Jakarta bagian selatan agar jalan yang dilintasi memberi kesan indah, lancar, dan lapang, maka Soekarno memperlebar jalan protokol yang ada saat itu. Jalan protokol saat itu sekarang adalah Jl. M. H. Thamrin, Jl. Jenderal Sudirnan, dan Jl. Jenderal Gatot Subroto.

Jalan-jalan itu tak hanya diperlebar, dipercantik, dan dibuat trotoar yang lapang buat pejalan kaki namun dipertemuan antarjalan juga dibangun taman atau jembatan yang mampu memberi kesan yang mendalam bagi semua.

Di pertemuan Jl. M. H. Thamrin dan Jl. Jenderal Sudirman, Soekarno membangun Monumen Selamat Datang. Monumen ini berbentuk bundaran dengan diameter 100 meter. Di tengah bundaran ada bangunan menjulang tinggi ke langit di mana di bangunan yang menjulang itu ada sepasang patung muda-mudi, yang perempuan memegang karangan bunga, tengah melambaikan tangan sebagai simbol mengucapkan selamat datang kepada peserta Asian Games yang datang dari arah Kemayoran.

Untuk merancang Monumen Selamat Datang, Soekarno sangat serius. Ia memberi ide, kemudian dirancang oleh Henk Ngantung dan dilaksanakan oleh pematung Edhi Sunarso. Hasil karya mereka sangat monumental. Ia tak lekang oleh waktu meski Asian Games usai. 

Kehadiran Monumen Selamat Datang mempercantik dan membedakan Jakarta dengan kota-kota lainnya. Sampai sekarang, tempat ini selain menjadi penanda jalan besar di Jakarta, juga menjadi tempat yang dikunjungi oleh banyak orang. Di tempat yang sekarang lebih popular disebut dengan Bundaran HI itu, banyak orang mengabadikan diri, mengambil gambar foto.

Berada di simpang enam, pertemuan enam jalan, yakni Jl. Jenderal Sudirman, Jl. M. H. Thamrin, Jl. Imam Bonjol, Jl. Kebon Kacang, Jl. Mochamad Yamin, dan Jl. Sutan Syahrir, membuat Bundaran HI sering ditiru oleh daerah lain ketika mereka memiliki persimpangan jalan. Di persimpangan itu, mereka juga membangun monumen yang bentuk dan wujudnya mirip dengan Monumen Selamat Datang.

Bila di pertemuan jalan besar, Jl. Sudirman dan Jl. M. H. Thamrin, Soekarno merancang Monumen Selamat Datang maka di pertemuan Jl. Sudirman dan Jl. Gatot Subroto, Soekarno membangun Jembatan Semanggi. 

Kesan orang awam jembatan adalah jalan yang menghubungkan daratan yang dipisahkan oleh aliran air: sungai, laut, atau danau; hal demikian tak berlaku di Jembatan Semanggi sebab jembatan ini merupakan jalan layang yang menautkan Jl. Jenderal Sudirman dengan Jl. Jenderal Gatot Subroto dengan tujuan untuk mempermudah dan memperlancar pergerakan lalu lintas yang hendak menuju berbagai tempat di Jakarta yang datang dari arah Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Gatot Subroto.

Jalan ini dibangun tahun 1961, selepas sidang AGF tahun 1958 yang menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah atau setahun sebelum Asian Games IV tahun 1962 digelar. Lagi-lagi ide Jembatan Semanggi ini datang dari Soekarno. Disebut Jembatan Semanggi sebab mendapat inspirasi dari daun semanggi yang bentuknya unik, melingkar lingkar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun