Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Asia 2024 Qatar: Serupa tapi Tak Sama, Tumbangnya Jepang dan Kisah Hampir Kalahnya Korea Selatan

21 Januari 2024   17:03 Diperbarui: 21 Januari 2024   17:04 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jepang dan Korea Selatan sama-sama mendapatkan pelajaran berharga kala sama-sama melakoni laga kedua babak grup piala AFC 2023 di Qatar. Tampil dengan kekuatan penuh yakni para pemain bintangnya yang berlaga di eropa, Jepang harus takluk oleh Iraq dengan skor 2-1. Sementara di hari yang berbeda, Korea Selatan yang melakoni laga kedua guna memastikan tiket ke babak 16 besar justru harus bersusah payah meraih hail imbang dengan skor 2-2 kala menghadapi Jordania. 

Ironi memang ketika dua tim raksasa dengan label skuad emas yang banyak berlaga di liga-liga top eropa justru tampil melempem dalam laga kedua piala asia tahun ini. Dengan kekuatan yang bisa dibilang superior apalagi Jepang yang sudah melakoni banyak laga uji coba dan meraih lebih dari 10 kemenangan beruntun sejak piala dunia 2022 lalu juga tak mampu meraih hasil maksimal usai menang di laga perdana melawan Vietnam.

Banyak pihak juga mempertanyakan mengapa Jepang dan Korsel justru kesulitan untuk lolos ke babak 16 besar Piala Tahun ini. Ini menjadi sebuah masalah besar bagi negara-negara debutan atau kelas menengah yang memimpikan untuk bisa lolos ke babak 16 besar piala asia tahun ini. Negara-negara macam Jordania, Bahrain, Palestina, Thailand, VIetnam, China, hingga Indonesia pun harus berjuang ekstra keras agar bisa lolos karena mereka juga berada di zona perebutan tempat kedua maupun ketiga terbaik untuk bisa melaju ke babak 16 besar.

Lalu, apa penyebab utama dari kekalahan Jepang dan Imbangnya Korea Selatan kemarin?, Beberapa hal yang mungkin bisa menjadi penyebab tentu bisa jadi faktor kelelahan dari masing-masing pemain dua negara tersebut yang memang sebagian besar banyak berlaga di liga-liga top eropa. Jepang misalnya, negara samurai biru tersebut harus setidaknya menunggu para pemain yang sebagian besar berlaga di eropa macam Ritsu Doan, Wataru Endo, Takefuso Kubo, hingga Kaoru Mitoma agar bisa mendapatkan izin dari klub mereka masing-masing untuk berlaga di gelaran piala asia tahun ini.

Korea Selatan juga lebih parah lagi, memang dari segi kedalaman skuad Korea Selatan tak sebanyak Jepang dalam urusan persebaran pemain di benua eropa. Akan tetapi, Korsel juga harus menunggu dengan sabar beberapa pemain andalannya untuk mendapatkan izin dari klub yang dibela agar bisa berlaga di piala Asia. Nama-nama seperti Son Heung Min, Kim Min Jae, Lee Kang In, sampai Hwang Hee Can harus berupaya mendapatkan izin di sela padatnya jadwal kompetisi liga-liga top di benua eropa.

Penyebab lainnya yang menjadi alasan mengapa Korea Selatan dan Jepang gagal bermain optimal pada laga kedua yakni pengaruh dari negara-negara kontestan lain benua asia yang juga sudah belajar banyak dari ulasan pertandingan Jepang dan Korsel. Lihatd ari apa yang dilakukan Iraq saat mampu menang atas Jepang atau Jordania yang secara mengejutkan bisa memberi perlawanan Korsel. Dua negara tersebut yakni Jordania dan Iraq mampu mempertunjukkan permainan disiplin dan aliran bola cepat sembari mengandalkan serangan balik saat bermain menghadapi Jepang dan Korsel.

Iraq yang tampil dengan pemain-pemain berpengalaman ditambah para pemain muda berhasil memaksa Jepang untuk kebobolan terlebih dahulu di awal-awal permainan. Akibatnya, Jepang harus dipaksa mengejar defisit dua gol melawan Iraq. Melawan Iraq dengan grasa-grusu tentu tak akan membuahkan hasil baik bagi Jepang. Alhasil Jepang kesulitan, mereka gagal memanfaatkan peluang yang didapatkan walau mampu mendapatkan sebiji gol melalui sumbangsi Wataru Endo di menit injury time.

Di sisi lain, Korsel yang sebelum gelaran Piala Asia dimulai sudah dilatih oleh Jurgen Klinsmann juga mempertontonkan permainan yang sebenarnya indah ditonton. Bermain dengan penguasaan bola cepat, mengandalkan teknik tinggi dari masing-masing pemain, serta keunggulan dari segi kualitas permainan membuat Korea Selatan unggul dari segi statistik atas Jordania. Sempat unggul di babak pertama melalui Son kala mendapatkan kesempatan melalui titik pinalti. Korsel seolah melempeng sehingga dapat dibobol dua gol balasan oleh Jordania melalui sumbangsi Al Naimat dan gol bunuh diri Y. Park.

Untungnya, Korsel mampu meraih gol penyama kedudukan di ujung-ujung pertandingan saat pemain Jordan Y. Al-Arab melakukan gol bunuh diri di menit 90+1'. Sekali lagi, posisi Jepang dan Korsel di gelaran Piala Asia memang dapat dikatakan belum sepenuhnya aman. Namun, untungnya Jepang hanya akan melawan Indonesia di laga terakhir guna memastikan lolos ke babak 16 besar sebagai runner up. Sementara Korea Selatan hanya perlu melumat Malaysia yang juga sudah tak memiliki kesempatan untuk lolos dari fase grup Piala Asia tahun ini.

Menarik untuk ditunggu kejutan yang terjadi di laga terakhir antara Jepang dan Korea Selatan. Apakah Korsel mampu lolos dengan predikat sebagai juara grup sambil berharag di laga lain Bahrain imbang atas Jordania. Ataukah Jepang yang berhasil mengalahkan Serdadu Merah Putih yakni Indonesia yang juga akan tampil mati-matian demi tiket lolos ke babak 16 besar. 

#SalamLiterasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun