Keterkaitan Perubahan Iklim dengan Global Worming dan Kerusakan Lingkungan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Pada kesempatan kali saya Ardi prianto mahasiswa pendidikan geografi Universitas Lampung tahun 2020 akan membahas tentang perubahan iklim dari faktor penyebab serta solusinya. pertama-tama Apa perubahan iklim  itu? 

perubahan iklim adalah malapetaka yang akan datang kita telah mengetahui sebabnya yaitu manusia yang terus-menerus menggunakan bahan bakar fosil, kita sudah mengetahui sebagian akibat pemanasan global ini yaitu mencairnya es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, dan gelombang badai besar. kita juga telah mengetahui siapa yang akan terkena dampak paling besar kiblat terjadinya pemanasan global tersebut yaitu negara Pasir Pantai dan negara kepulauan.

Perubahan iklim

Perubahan iklim adalah malapetaka yang akan datang yang disebabkan oleh manusia yang terus-menerus menggunakan bahan bakar fosil. sebagian akibat yang ditimbulkan dari perubahan iklim antara lain mencairnya es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, dan gelombang badai besar. yang terkena dampak paling besar dari adanya perubahan iklim ini ialah negara pasir pantai serta negara kepulauan.

Selama bertahun-tahun kita terus melepaskan karbondioksida ke atmosfer dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil, hal ini juga menyebabkan meningkatnya selimut alami dunia yang menuju ke arah meningkatnya suhu iklim dunia dan perubahan iklim yang tidak bisa diprediksi. faktor penyebab perubahan iklim,

1. Gas rumah kaca

Pada tahun 2007 Indonesia dianggap sebagai negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. di Indonesia terjadi banyak hutan yang dikonversi menjadi lahan lahan pertanian atau perkebunan dan pengeringan lahan gambut menjadi lahan pertanian. Selain Indonesia negara penghasil emisi gas rumah kaca adalah Amerika dan China emisi yang dihasilkan 2 negara tersebut dua kali lipat dari emisi yang dihasilkan di Indonesia. emisi gas rumah kaca dari 2 negara tersebut berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk kegiatan industri di negaranya. 

seorang peneliti mengatakan terjadinya banyak pembakaran hutan pada lahan gambut menyebabkan pelepasan karbondioksida sebanyak 734 ton per hektar yang berasal dari karbon yang tersimpan di vegetasi sebesar 200 ton per hektar. 

namun fakta yang ada jumlah ah tersebut masih jauh lebih rendah dari jumlah karbondioksida yang diemisikan sebenarnya. seandainya gambut yang terbakar memiliki ketebalan 10 cm penambahan emisi karbon dapat mencapai 220 ton per hektar karena gambut mengandung karbondioksida sebesar 6 ton per hektar per cm. setelah hutan dibakar biasanya hutan akan beralih fungsi menjadi perkebunan sawit dan tanaman pertanian musiman cara pengolahan lahan juga mempengaruhi besarnya emisi karbon dioksida yang akan dihasilkan berikutnya .

2. Rusaknya kelestarian hutan

Hutan merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting Selain sebagai penunjang perekonomian nasional hutan juga mempunyai daya untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang ada di bumi. Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai hutan terluas di dunia sekitar 123 juta hektar. sekitar 17% dari luas tersebut merupakan hutan konservasi dan 23% merupakan hutan lindung dan sisanya hutan produksi. sejak tahun 1970 kerusakan hutan mulai terjadi ketika dibuka secara besar-besaran untuk tujuan komersil.