Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjaga Pancasila, Menjaga Indonesia Damai

7 April 2019   21:24 Diperbarui: 7 April 2019   21:31 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Pacasila - http://ts1aplikasibos.blogspot.com

Pesta demokrasi tahun ini, sudah panas jauh-jauh hari. Ujaran kebencian dan hoaks sudah muncul beberapa tahun sebelumnya, dan terus menguat jelang pelaksanaan pemilu. Keberadaan keduanya memang disengaja, agar bisa menjatuhkan atau menaikkan elektabilitas pasangan calon.  Dan ironisnya, semuanya itu dilakukan oleh kita sendiri, orang yang lahir dan besar di Indonesia. 

Disisi lain, ada juga pihak-pihak yang terus mempersoalkan Pancasila. Dasar negara itu dianggap tidak relevan dengan kondisi Indonesia yang didominasi oleh muslim. Dan lagi-lagi, semuanya itu juga dilakukan oleh sebagian masyarakat yang lahir dan besar di Indonesia.

Padahal kita tahu, Pancasila merupakan kesepakatan yang sudah bersifat final. Pancasila tidak hanya diputuskan oleh satu tokoh saja, tapi diputuskan oleh para pendiri bangsa ini. Pancasila tidak hanya dirumuskan seorang muslim, tapi juga dari yang non muslim. 

Pancasila tidak hanya untuk masyarakat Jawa, Kalimantan, atau Papua, tapi Pancasila untuk semua. Karena nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila, merupakan nilai yang tumbuh dan besar di Indonesia. Nilai dalam Pancasila bersifat universal, dan tidak bertentangan dengan agama tertentu. Karena itulah Pancasila dianggap sebagai sebuah kesepakatan final, yang tidak bisa diganggu lagi.

Semangat Pancasila adalah menyatukan untuk mencipatkan perdamaian. Bukan menceraiberaikan untuk menciptakan kekacauan. Pancasila tidak pernah menganjurkan untuk saling membenci dan menebar kebencian. Pancasila justru menganjurkan untuk saling berdampingan dan menciptakan harmoni dalam keragaman umat. 

Karena Indonesia adalah beragam, maka saling menghargai dan menghormati menjadi sebuah kewajiban. Begitu juga dengan budaya gotong royong, merupakan bentuk dari tolong menolong antar sesama yang dianjurkan oleh ajaran agama. Jika memang demikian, semestinya tidak ada perilaku saling membenci hanya karena perbedaan latar belakang. Semestinya tidak ada saling mencaci dan memaki, hanya karena perbedaan pilihan politik.

Mari lihat kondisi kita saat ini. Pemilihan presiden dan wakil presiden seakan telah membelah masyarakat menjadi dua kubu. Tidak hanya sebatas nomor 1 dan 2. Tapi pembahasan di jagad maya sudah diarahkan pada pertarungan antara Pancasila dan Khilafah. Padahal, pesta demokrasi harusnya dihadapi dengan penuh suka cita. Tidak perlu saling berkonfrontasi. Kita semua adalah makhluk ciptaan Tuhan yang haru saling menyayangi antar sesama. Karena nilai-nilai Pancasila bersifat universal, maka implementasi Pancasila bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Termasuk di era milenial seperti sekarang ini.

Generasi milenial harus ikut aktif menyebarkan nilai-nilai Pancasila, dalam setiap postingan yang mereka munculkan. Jangan lagi posting tentang kesedihan, kegembiraan, ataupun kejelekan orang lain. Postinglah sesuatu yang baik, yang bisa memberikan inspirasi positif bagi semua orang. Sebarkanlah pesan-pesan damai kepada seluruh masyarakat. 

Harapannya, jika diantara kita masih memelihara kebencian, diharapkan akan pelan-pelan memudar berganti dengan kedamaian. Dan kedamaian itulah sebenarnya esensi dari Pancasila. Karena ujung dari semuanya adalah kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena itulah, dengan berperilaku dan bertutur seuai dengan nilai-nilai Pancasila, secara tidak langsung kita menjaga Indonesia agar tetap menjadi negara yang beragam, dan tetap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun