Mohon tunggu...
Dwi Ardian
Dwi Ardian Mohon Tunggu... Lainnya - Statistisi

Pengumpul data belajar menulis. Email: dwiardian48@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengurai 3 Simpul Tekanan Besar kepada Messi

16 Juni 2018   14:46 Diperbarui: 21 Juni 2018   20:30 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: news18.com

Lionel Messi tidak diragukan lagi sebagai pesebak bola terbaik dunia. Penghargaan yang bergelimang merupakan bukti tak terbantahkan. Lima penghargaan pemain terbaik dunia Ballon d'Or adalah salah satu buktinya. Belum lagi kekonsistensian Messi dalam mencetak gol dari tahun ke tahun yang begitu sulit disaingi pemain lain. Sayang sekali, sederet penghargaan yang telah diterimanya terasa hambar karena tanpa tropi piala dunia. Messi bahkan pernah berkata bahwa dia rela menukar seluruh penghargaan yang diterima dengan juara piala dunia.

Messi berangkat ke piala dunia Rusia 2018 penuh dengan beban dan tekanan berat terhadap dirinya. Meski Messi berusaha memperlihatkan bahwa dia baik-baik saja, tetap saja tekanan "terlihat" dengan jelas. Cambang yang lebat tidak bisa menutupi guratan stres di wajahnya. Kesan yang garang yang coba ditunjukkan dengan cambang tidak menghilangkan itu. Berikut 3 tekanan besar yang dialami Messi:

1. Tekanan dari Fans

Messi merupakan pesohor yang memiliki begitu banyak pendukung. Di antara pendukung itu ada yang lebih patut disebut pemuja karena kefanatikan mereka terhadap Messi. Tidak diragukan bahwa keputusan Messi begitu bergantung kepada fansnya. Keputusan Messi untuk pensiun setelah piala dunia 2014 setelah dikalahkan 0-1 oleh Jerman di final membuat para pemujanya tidak terima dan melakukan berbagai petisi dan aksi callback Sang Megabintang ke timnas. Aksi-aksi dari pendukungnya membuat Messi harus menelan ludah sendiri dengan membatalkan pensiunnya dari timnas.

Tidak salah jika penampilan Messi di timnas seakan semua karena dan untuk para fansnya. Perlakuan itu ternyata tidak membuat Messi menjadi orang yang begitu berbahagia, justru telah membuat Messi bak robot yang harus menampilkan performa terbaik buat para "tuannya". Messi mau tidak mau harus membanting tulang, memeras keringat, untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Kalau perlu dirinya jadi "tumbal" untuk memenuhi ekspektasi besar terhadap dirinya.

2. Tekanan dari Negaranya


Argentina telah dua kali meraih tropi piala dunia. Terakhir mereka juara 32 tahun lalu. Artinya, Messi lahir setahun setelah Argentina terakhir kali juara. Masyarakat Argentina percaya bahwa Messi adalah "Sang Messiah" yang dilahirkan untuk kembali membawa Argentina mengangkat tropi piala dunia. Ditambah lagi Messi sering disbandingkan dengan Diego Maradona yang telah berhasil membawa Argentina juara piala dunia terakhir.

Messi harus bisa membuktikan bahwa hidupnya bukan hanya untuk mengharumkan nama Barcelona, Argentina lebih membutuhkan magisnya. Messi kembali harus menanggung beban ini. Beban yang harus dia lepas simpulnya agar keraguan atas nasionalime Messi bisa terbantahkan.

3. Tekanan dari Sang Rival

Pemain yang bisa menyaingi Messi sekarang adalah Christiano Ronaldo. Hanya dia pemain yang bisa menyainginya mendapatkan penghargaan pemain terbaik Ballon d'Or 10 tahun terakhir. Mereka berbagi sama kuat 5 penghargaan. Meski begitu Ronaldo dianggap lebih perkasa beberapa tahun terakhir. 

Ronaldo berhasil menggondol Piala Eropa tahun 2016 lalu, tropi yang belum pernah diraih Messi bersama Argentina (yakni Copa America). Ronaldo juga perkasa mengantarkan Real Madrid menjadi tim pertama yang juara 3 kali beruntun sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Champion dengan 117 berbanding 100 gol Messi. Jika dilihat dari jumlah gol di level timnas, Ronaldo juga jauh meninggalkan Messi dengan 84 gol berbanding 64 gol Messi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun