Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengapa Harus Mempersiapkan Rencana Pendidikan Anak Sejak Dini?

31 Oktober 2015   23:59 Diperbarui: 1 November 2015   00:56 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hari ini, tepat sebulan sudah aku mencoba peruntungan dengan bekerja sambil kuliah. Pekerjaan yang aku ambil pun tak jauh-jauh dari jurusan kuliah yang aku tekuni saat ini, yakni jurusan Arsitektur. Adapun tempat aku kerja sendiri adalah di sebuah sekolah, yakni sebagai site manager pembangunan RKB dan juga sanitasi. Selama di lokasi kerja, banyak ilmu, pengalaman dan pemandangan unik yang aku temukan. Dimana semua hal itu dapat dijadikan sebagai pelajaran dan pegangan ketika masuk ke jenjang pernikahan nantinya.

Salah satu di antaranya yang bisa aku jadikan pelajaran adalah kerja keras tukang dan buruh dalam mencari nafkah demi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, agar dapur tetap mengepul, dan juga demi bisa membiayai masa depan anak-anak mereka. Hal ini aku ketahui ketika beberapa kali tukang dan buruh curhat mengenai gaji yang diterima dari dari mandor mereka.

Namun yang menarik perhatianku adalah mengenai kerja keras mereka demi bisa membiayai masa depan anak-anak, karena tidak ingin ketika dewasa kelak nasib penerus mereka sama seperti yang dijalani saat ini. Melihat hal tersebut, aku sempat berpikir seperti ini : “Akankah kelak aku seperti mereka, bekerja keras membanting tulang sekuat tenaga tanpa mengenal lelah demi untuk membahagiakan keluarga?”

Ketika pikiran itu berlalu, pertanyaan demi pertanyaan pun ikut bermunculan dan perlahan-lahan mulai berkecamuk di dalam kepala ini. Untungnya, semua itu masih bisa aku tepis dan mencoba berpikir positif dan normal. Dengan penuh semangat dan gairah, aku pun berkata dalam hati “Aku tak bisa seperti mereka, aku harus bekerja cerdas karena bekerja keras saja tidak akan cukup”. Apalagi biaya hidup dan biaya pendidikan setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan.

Lalu apa yang harus aku lakukan, khususnya mengenai biaya pendidikan untuk sang buah hati kelak jika sudah menikah? Maka salah satu jawabannya tak lain dan tak bukan adalah merencanakan biaya pendidikan untuk sang buah hati sejak dini.

Mengapa Harus Sekarang?

Jawabannya cukup simple, karena setiap orangtua apapun latar belakangnya pasti menginginkan yang terbaik kepada sang buah hatinya kelak. Dimana hal itu mulai berlaku sejak mereka masih kecil sampai dewasa bahkan sampai meraih kesuksesan. Sehingga tak heran jika setiap orangtua rela menghabiskan banyak waktunya untuk memilah-memilah sekolah terbaik untuk anaknya, bahkan sampai-sampai mencarikan dan mendaftarkannya ke tempat-tempat pelatihan ekstrakurikuler sejak dini. Benar gak!

Lalu, setelah pertanyaan pertama terjawab, apa langkah selanjutnya?

Bagaimana Cara Merencanakan Pendidikan Anak?

Untuk urusan yang satu ini pasti semua punya cara masing-masing, termasuk aku sendiri yang notabene masih kuliah. Namun sebelum hal itu membuatku kewalahan saat sudah menikah nanti, maka tidak ada salahnya jika semuanya aku rencanakan mulai dari sekarang. Setuju gak!

Lalu... apa saja yang perlu dipersiapkan untuk semua itu. Yuk, simak sedikit tips dari saya dalam mempersiapkan dana untuk pendidikan sang buah hati.

Mulai menyiapkannya sedini mungkin

Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya bahwa biaya pendidikan setiap tahunnya mengalami peningkatan, maka yang perlu aku lakukan adalah mulai menyiapkan (menabung) sedini mungkin. Karena dengan memulai sedini mungkin, akan semakin mudah dalam mengatur keuangan dimasa mendatang, termasuk dalam mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk biaya pendidikan.

Mengenali cita-cita anak

Nah... yang satu ini tak jarang orangtua memaksakan kehendaknya agar sang buah hati nanti sekolah ditempat yang mereka inginkan. Padahal tidak ada salahnya jika melibatkan sang anak dalam urusan yang satu ini. Karena percaya atau tidak, seiring berjalannya waktu sang buah hati memiliki pilihan sendiri yang kadang berbeda dengan cita-citanya sewaktu kecil. Maka satu-satunya jalan adalah dengan mendukung cita-citanya dan mulai mempersiapkan biaya pendidikan yang dibutuhkan sebaik mungkin.

Memilih sekolah yang tepat

Bukan hal yang baru lagi jika saat ini banyak berdiri sekolah dengan kualitas dan biaya pendidikan yang bervariasi, baik formal maupun informal. Sebagai calon orangtua maupun yang sudah jadi orangtua, yang perlu dilakukan adalah mengetahui bakat dan minat sang buah hati agar kelak saat menentukan sekolah tidak salah atau dengan kata lain tepat sesuai dengan potensi sang anak.

Menentukan target biaya pendidikan yang dibutuhkan

Setelah mengenali cita-cita dan menemukan sekolah yang tepat untuk sang buah hati, yang harus dilakukan adalah memperkirakan tahun berapa sang buah hati akan sekolah, jenjang pendidikan mana nantinya yang akan dilalui (formal atau informal). Selanjutnya, cobalah untuk mulai memperkirakan dan menghitung biaya pendidikan yang dibutuhkan, termasuk kenaikan biaya setiap tahunnya. Jika semua itu sudah, maka akan mudah menentukan biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan sang buah hati kelak.

Menentukan sumber biaya yang dibutuhkan

Jika sudah mengetahui jumlah dana yang butuhkan, maka lebih baik mulailah untuk mengumpulkan biaya pendidikan anak. Entah dengan menabung, berinvestasi seperti reksadana dan semacamnya, menyisihkan biaya setiap bulannya, lewat asuransi seperti asuransi pendidikan atau asuransi lainnya, atau ingin menjaminkan salah satu aset yang dimiliki.

Selain beberapa hal di atas, perlu juga di ingat bahwa kelak sang anak akan tinggal dimana ketika nanti masuk sekolah. Apakah di dalam sekolah atau diluar sekolah?

Jika diluar sekolah, misalnya seperti asrama, maka akan menghemat waktu, uang, dan juga lebih praktis saat pulang dan pergi ke sekolah. Namun bila diluar sekolah, berdasarkan pengalaman pribadi ada baiknya sang anak nge-kos (satu kamar dengan temannya), atau membelikan rumah kecil daripada mengontrak, karena tiap tahun sewa rumah kontrakan selalu naik dan kenaikannya cukup signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun