Sudah lebih dari satu dekade sejak Dana Desa mulai mengalir. Tapi pertanyaan sederhana ini masih menggantung: apakah desa-desa kita sudah benar-benar sejahtera?
Gedung balai desa sudah berdiri megah. Jalan rabat beton sudah menembus sawah. Tapi kehidupan warga? Banyak yang tetap pas-pasan. Anak-anak masih kesulitan sekolah. Petani masih jual hasil panen di bawah harga modal. Ibu-ibu masih bingung mulai usaha dari mana.
Dalam banyak forum, saya mendengar satu jawaban klasik: "Bangkitkan koperasi! Aktifkan BUMDes!"
Tapi izinkan saya bertanya dengan jujur: benarkah itu satu-satunya jalan?
Kenapa BUMDes dan Koperasi Tak Selalu Jadi Jawaban
Saya tidak anti BUMDes. Tapi fakta di lapangan terlalu keras untuk diabaikan:
Banyak BUMDes hanya berjalan di laporan, tapi tidak punya dampak nyata ke warga.
Koperasi desa dikuasai segelintir orang, kadang hanya jadi alat politik atau "jalan belakang" proyek.
Warga merasa jauh dari lembaga itu, dan kembali pada cara-cara lama: bertahan sendiri.
Maka saya percaya: sudah waktunya kita mencari formula ekonomi desa yang lebih ringan, lebih manusiawi, dan lebih terasa di dapur warga.