Menjawab kondisi sosial politik bangsa saat Suharto mengundurkan diri sebagai Presiden RI, PB NU setelah mendapat desakan dari Jam'iyah Nahliyin, akhirnya bersepakat membentuk tim perumus kelahiran PKB.
Tercatat ada 48 Partai politik yang lolos dan ikut pemilu pertama pasca reformasi tahun 1999. PKB salah satu Partai Politik yang secara kelembagaan dibentuk oleh  PB NU, meski ada beberapa Partai Politik yang dibentuk dari warga nahliyin, seperti PKU dan PNU, namun dalam perjalanannya satu persatu bubar.
Spirit kelahiran PKB sebagai Partai Politik dari kalangan Nahliyin  "PKB dari NU untuk Indonesia", menggetarkan jagat politik nasional pada pemilu pertama, tidak heran jika PKB  meraih posisi ke 3 setelah PDIP dan Golkar, dengan perolehan suara  13.336.982 atau 12.61 %, dari 48 partai politik yang bertarung.
Dalam perjalanannya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang lambangnya mirip dengan lambang NU tidaklah mudah untuk melewati era pasca tumbangnya rezim Orde Baru, karena kekuatan Orde Baru masi terasa ada dimana mana dalam kehidupan berbangsa.
Gus Dur sebagai cermin politik Nahliyin, sekaligus Presiden RI ke 4 saat itu, bekerja keras sekuat tenaga untuk menjaga stabilitas politik bangsa agar tetap tegar menghadapi rongrongan berbagai kekuatan politik luar dan dalam negri, namun  Gus Dur hanya mampu bertahan  kurang lebih 2 tahun sebagai Presiden.
Kekuatan politik Gus Dur yang tetap menjadi rujukan warga nahliyin, menjadi salah satu perhitungan utama bagi kelompok elit politik yang sukses menjatuhkan Gus Dur  utamanya sisa sisa rezim orde baru, sehingga rumah perjuangan politik Gus Dur bersama santrinya, menjadi sasaran utama..
Menghadapi situasi itu, Gus Dur melakukan berbagai langkah strategis untuk menyelamatkan PKB, yang sulit dipahami, sama sulitnya ketika Gus Dur seolah olah menjebak dirinya agar dijatuhkan sebagai Presiden, dibutuhkan  kecerdasan emosional dan spiritual untuk memahami Langkah politik Gus Dur.
Alhamdulillah, PKB sebagai salah satu karya terbaik NU, Â selamat dari berbagai rongrongan dan tetap eksis sampai saat ini menjadi salah satu Partai Politik pelopor kemajuan dan kejayaan NKRI, sehingga berbagai agenda besar NU untuk merawat ibu pertiwi tetap terjaga.
Sementara itu untuk menghadapi situasi global saat ini dan krisis politik, ekonomi sebagai salah satu dampak dari berkembangnya idiologi transnasional yang semakin akut dalam kehidupan berbagsa dan bernegara, membutuhkan kesadaran kollektif dan sinergitas antar sesama anak bangsa.
Karena itu NU sebagai salah satu benteng dan pilar bangsa ini, diharapkan menjadi corong dan sumber moralitas pemersatu anak bangsa, posisi terhormat NU ini harus tetap dijaga dan terkonsolidasi dengan baik, demi keutuhan dan keselamatan bangsa.
.Penulis : Arbit Manika